Pelayanan kefarmasian merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mencegah, serta mengatasi masalah terkait obat dan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan, pendekatan pelayanan kefarmasian perlu bergeser dari yang berfokus pada obat (drug oriented) menjadi berorientasi pada pasien (patient oriented). Oleh karena itu, apoteker dituntut untuk terus meningkatkan kompetensinya agar mampu memberikan pelayanan yang menyeluruh dan berkesinambungan. Kualitas layanan kesehatan, khususnya dalam bidang kefarmasian, sangat menentukan kepuasan pasien, yang didefinisikan sebagai tingkat kepuasan yang dirasakan setelah membandingkan harapan dengan kenyataan layanan yang diterima. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian oleh apoteker di Puskesmas X Tangerang Selatan. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan desain potong lintang (cross-sectional), dilakukan pada tanggal 27 Mei hingga 29 Juni 2024, menggunakan kuesioner terhadap 334 responden yang dipilih melalui teknik accidental sampling. Tingkat kepuasan diukur berdasarkan lima dimensi, yaitu kehandalan, ketanggapan, jaminan, empati, dan bukti fisik. Data dianalisis menggunakan Microsoft Excel dan SPSS. Hasil menunjukkan tingkat kepuasan pada kehandalan sebesar 78,81%, ketanggapan 80,67%, jaminan 82,91%, empati 81,90%, dan bukti fisik 78,71%. Secara keseluruhan, tingkat kepuasan terhadap pelayanan kefarmasian oleh apoteker mencapai 80,35% dan termasuk dalam kategori sangat puas. Sementara itu, hasil uji hubungan antara karakteristik pasien dan tingkat kepuasan menunjukkan nilai P > 0,05, yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan. Kesimpulannya, pasien merasa sangat puas dengan pelayanan kefarmasian yang diberikan oleh apoteker di Puskesmas X Tangerang Selatan
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025