Latar Belakang: Obesitas pada remaja telah menjadi isu kesehatan global yang serius, dengan konsekuensi jangka panjang yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik, mental, dan sosial. Faktor diet, termasuk konsumsi sayur, buah, minuman berasa, dan fast food, berperan penting dalam epidemi ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pola konsumsi makanan ini dengan prevalensi obesitas pada remaja. Metode: Studi ini merupakan analisis kuantitatif menggunakan metode survei lintas sectional pada 143 remaja berusia 12-18 tahun. Kriteria inklusi adalah remaja yang diklasifikasikan sebagai obes berdasarkan indeks massa tubuh (IMT). Data dikumpulkan melalui kuesioner yang mencakup frekuensi konsumsi sayur, buah, minuman berasa, dan fast food. Analisis data dilakukan menggunakan statistik deskriptif dan inferensial. Hasil dan Diskusi: Hasil menunjukkan bahwa 75% responden mengonsumsi sayur dan buah lebih rendah dari rekomendasi harian, sementara 80% mengonsumsi minuman berasa dan fast food lebih dari tiga kali seminggu. Analisis statistik menunjukkan hubungan yang signifikan antara konsumsi minuman berasa dan fast food dengan tingkat obesitas yang lebih tinggi, sementara konsumsi sayur dan buah yang lebih tinggi berkorelasi dengan IMT yang lebih rendah. Konsumsi sayur dan buah yang rendah, serta minuman berasa dan fast food yang tinggi, berkontribusi terhadap peningkatan risiko obesitas. Kesimpulan: Studi ini menunjukkan hubungan yang signifikan antara pola konsumsi makanan dan obesitas pada remaja. Edukasi nutrisi dan intervensi yang mempromosikan pola makan sehat perlu ditingkatkan untuk mengatasi masalah obesitas pada remaja. Kebijakan publik yang mendukung ketersediaan dan aksesibilitas makanan sehat dapat menjadi langkah penting dalam mencegah obesitas pada remaja.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025