Penelitian ini bertujuan menganalisis kebutuhan bahan ajar IPA berbasis kearifan lokal dan pendidikan karakter di tingkat MI/SD di Gunungkidul. Latar belakang penelitian berangkat dari keterbatasan ketersediaan bahan ajar kontekstual yang mampu menjembatani konsep-konsep IPA dengan kehidupan sehari-hari siswa, sekaligus kurangnya integrasi nilai karakter dan budaya lokal dalam pembelajaran. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan melibatkan 19 guru MI/SD sebagai responden. Data diperoleh melalui kuesioner terbuka dan semi-terstruktur, kemudian dianalisis secara tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 58% guru menilai panduan praktikum sebagai bahan ajar yang paling dibutuhkan, sedangkan 68% guru lebih menyukai bahan ajar dalam format cetak. Guru juga menghadapi sejumlah kendala, antara lain keterbatasan sarana praktik, minimnya waktu pembelajaran, kurangnya pelatihan, serta terbatasnya media pembelajaran yang relevan dengan konteks lokal. Namun demikian, mereka tetap berinisiatif menggunakan alat peraga sederhana, memanfaatkan lingkungan sekitar, dan mengoptimalkan diskusi kelompok untuk membantu siswa memahami konsep IPA. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengembangan bahan ajar IPA berbasis kearifan lokal sangat diperlukan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan memperkuat makna pembelajaran. Temuan ini menjadi landasan bagi pengembangan modul kontekstual yang lebih aplikatif dan autentik, sementara penelitian lanjutan disarankan untuk menguji efektivitas bahan ajar tersebut terhadap peningkatan literasi sains siswa.
Copyrights © 2025