Ketergantungan terhadap bahan bakar fosil di Indonesia semakin mengkhawatirkan seiring meningkatnya kebutuhan energi akibat pertumbuhan penduduk dan industri. Kondisi ini diperparah oleh sifat bahan bakar fosil yang tidak terbarukan serta dampak lingkungannya yang signifikan, seperti emisi karbon dioksida yang mempercepat pemanasan global. Salah satu solusi untuk mengatasi krisis energi dan isu lingkungan adalah pemanfaatan energi terbarukan berbasis biomassa, seperti bioetanol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ragi tape dan ragi Fermipan terhadap produksi bioetanol dari limbah kulit durian yang kaya lignoselulosa. Proses produksi bioetanol meliputi tahapan pretreatment kulit durian, hidrolisis menggunakan HCl, netralisasi dengan NaOH, fermentasi selama lima hari pada suhu ruang (±30°C), dan destilasi. Variasi massa ragi tape yang digunakan adalah 10, 20, dan 30 gram, sedangkan ragi Fermipan adalah 5, 10, dan 15 gram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan ragi Fermipan 10 gram menghasilkan kadar etanol tertinggi sebesar 60% dengan volume destilat mencapai 128 ml. Sementara itu, perlakuan terbaik ragi tape ditunjukkan pada massa 20 gram dengan kadar etanol sebesar 56%. Temuan ini menunjukkan bahwa ragi Fermipan lebih efektif dibandingkan ragi tape dalam proses fermentasi bioetanol dari limbah kulit durian. Penelitian ini mendukung pengembangan energi alternatif dan pengelolaan limbah organik secara berkelanjutan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025