<![CDATA[Pendidikan inklusif bertujuan memberikan kesempatan belajar yang setara bagi semua peserta didik, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK), untuk berpartisipasi dalam kelas reguler. Dalam konteks sekolah dasar, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki tantangan karena sifat materinya yang abstrak, menuntut pemahaman konseptual, dan sering membutuhkan praktikum yang sulit diakses oleh siswa dengan keterbatasan tertentu. Penelitian ini bertujuan menganalisis kebutuhan media pembelajaran IPA dan strategi pengajaran di sekolah dasar inklusif Kabupaten Bogor. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan melibatkan 20 guru IPA dari 20 sekolah yang dipilih secara purposive. Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur, observasi kelas, serta dianalisis secara tematik dengan kerangka Universal Design for Learning (UDL) sebagai dasar konseptual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70% sekolah belum memiliki media pembelajaran IPA adaptif, 80% guru mengalami kesulitan menyampaikan konsep abstrak maupun praktikum, 85% belum pernah mengikuti pelatihan pembelajaran IPA inklusif, dan 75% menilai dukungan sekolah masih terbatas. Guru mengharapkan tersedianya media adaptif berbasis digital seperti animasi, simulasi, dan audio-taktil, serta media konkret berupa alat peraga eksperimen sederhana. Selain itu, strategi pembelajaran yang diinginkan mencakup pembelajaran berbasis proyek, cooperative learning, dan diferensiasi materi sesuai kebutuhan siswa. Penelitian ini menegaskan pentingnya intervensi sistematis berupa penyediaan media adaptif, peningkatan kapasitas guru melalui pelatihan berkelanjutan, serta dukungan kebijakan sekolah. Temuan ini memberikan dasar empiris bagi pengembangan model pembelajaran IPA inklusif yang efektif di sekolah dasar, sekaligus memperkuat implementasi pendidikan inklusif di Indonesia.]]>
Copyrights © 2025
