Peningkatan volume sampah di Indonesia, khususnya sampah anorganik, menimbulkan dampak lingkungan serius dan menuntut solusi berkelanjutan. Salah satu pengolahan sampah anorganik yang bisa dilakukan adalah dengan mengolahnya menjadi Refuse Derived Fuel (RDF). Pengolahan ini menawarkan solusi ganda dengan mengurangi timbunan sampah di TPA sekaligus menghasilkan sumber energi terbarukan. Karakteristik sampah anorganik seperti plastik, kertas, kain, kayu, dan karet, diidentifikasi sebagai bahan baku potensial RDF berdasarkan sifat fisik dan kimia yang menjanjikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi pengolahan sampah anorganik menjadi RDF melalui pendekatan studi pustaka komprehensif. Proses pengolahan RDF meliputi pemisahan, pencacahan, pengeringan, dan pemadatan, yang bertujuan untuk meningkatkan nilai kalor dan densitas bahan bakar. Sampah anorganik seperti plastik memiliki nilai kalor yang relatif tinggi yaitu sekitar 46,5 MJ/kg dan kadar air rendah yaitu sekitar 1,9%. Potensi kuantitas RDF sangat bergantung pada komposisi sampah dan efisiensi pemilahan, dimana porsi sampah anorganik berpotensi mencapai 30-60% dari total timbunan sampah, dengan efisiensi konversi menjadi RDF siap pakai berkisar 50-80%. Secara teknis, teknologi RDF sudah matang, namun tantangan utamanya terletak pada konsistensi pasokan bahan baku dan kualitas pemilahan di sumber. Faktor pendukung meliputi ketersediaan bahan baku dan kebutuhan energi alternatif, sementara faktor penghambat utama adalah rendahnya tingkat pemilahan sampah di masyarakat dan biaya investasi awal yang tinggi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi strategis bagi pemangku kepentingan untuk pengelolaan sampah yang lebih efisien dan berkelanjutan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025