Penelitian ini menunjukkan bahwa revitalisasi kurikulum madrasah salafi di Sarolangun merupakan respons strategis terhadap kebutuhan integrasi antara tradisi keilmuan Islam klasik dengan tuntutan pendidikan modern. Temuan utama menunjukkan bahwa model kurikulum hybrid yang memadukan metode pembelajaran tradisional dan pendekatan kurikulum nasional menjadi solusi efektif untuk mempertahankan otentisitas identitas keilmuan sekaligus meningkatkan daya saing lulusan. Faktor pendukung meliputi kebijakan pemerintah, partisipasi aktif stakeholder, dan kesiapan sumber daya manusia, sementara tantangan terbesar terletak pada resistensi kultural terhadap perubahan serta keterbatasan infrastruktur teknologi. Dengan pendekatan kontekstual, partisipatif, dan berkelanjutan, revitalisasi kurikulum ini berpotensi menjadi model nasional dalam pengembangan pendidikan Islam berbasis nilai, adaptif, dan inklusif. Gagasan lanjutan dari penelitian ini diarahkan pada pengembangan sistem evaluasi kurikulum yang mengukur keseimbangan antara nilai spiritualitas dan kompetensi abad ke-21.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025