Usaha keripik pisang “Noli” di Desa Kebondalem, Kec. Jambu, Kab. Semarang, Jawa Tengah memproduksi keripik pisang asin dan manis, belum memiliki varian baru. Kemasan yang digunakan sering bocor dan keripik melempem. Daya simpan keripik pisang terbatas dan mengalami ketengikan. Manajemen usaha masih dilakukan secara konvensional dan lantai tempat pencucian masih berlantai semen, terkesan kurang higienis. Tujuan kegiatan ini adalah menambah varian produk keripik pisang, memperbaiki manajemen keuangan, teknik pengemasan, dan tempat pencucian agar lebih bersih. Sekitar 75% kegiatan menggunakan metode praktik, sedangkan 25% berupa kegiatan informatif, diskusi, dan tanya jawab. Hasil kegiatan ini adalah pelaku UMKM berhasil membuat keripik pisang coklat bubuk, coklat lumer, matcha, red velvet, dan tiramisu, serta mengemasnya menjadi layak jual di toko oleh-oleh. Pelaku UMKM telah mampu membuat manajemen keuangan digital menggunakan aplikasi “Akutansiku” dan tempat usaha yang lebih bersih. Pelaku UMKM juga sudah mampu mengoperasikan mesin peniris minyak. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah pelaku UMKM “Noli” berhasil memdiversifikasi produk keripik pisang, lebih melek manajemen keuangan digital, terampil mengemas produk, dan meningkatkan kebersihan tempat kerja, yang diharapkan dapat menguatkan ekonomi lokal, sehingga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ke-8, 9, dan 12. Kata kunci: diversifikasi; keripik pisang; manajemen keuangan digital; UMKM
Copyrights © 2025