ABSTRAKPremarital screening HIV/AIDS merupakan langkah penting dalam upaya deteksi dini untuk mencegah penularan HIV dari pasangan ke pasangan serta dari ibu ke anak di masa depan. Meskipun pemeriksaan ini memiliki manfaat yang signifikan, tingkat kesadaran dan partisipasi pasangan yang akan menikah masih tergolong rendah di Indonesia. Faktor stigma, kurangnya informasi, serta keterbatasan akses menjadi kendala utama dalam implementasi premarital screening HIV/AIDS. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman calon pengantin mengenai pentingnya premarital screening HIV/AIDS, meningkatkan cakupan pemeriksaan HIV sebelum pernikahan, serta mengurangi stigma terhadap pasangan yang menjalani pemeriksaan. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi penyuluhan kepada pasangan yang akan menikah, pemberian layanan konseling, serta fasilitasi pemeriksaan HIV secara sukarela. Penyuluhan dilakukan melalui ceramah interaktif dengan media presentasi dan diskusi kelompok. Evaluasi dilakukan dengan pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman peserta, serta analisis tingkat partisipasi dalam pemeriksaan HIV. Penyuluhan diikuti oleh 8 pasangan yang akan menikah, di mana sebelum kegiatan, hanya 50% peserta yang memiliki pemahaman baik tentang premarital screening HIV/AIDS. Setelah penyuluhan, angka ini meningkat menjadi 88%. Dari total peserta. Kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan premarital screening HIV/AIDS terbukti efektif dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman calon pengantin mengenai pentingnya deteksi dini HIV. Edukasi yang berkelanjutan serta dukungan kebijakan yang lebih kuat diperlukan untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan dan mengurangi stigma di masyarakat. Kata Kunci: Premarital Screening, HIV/AIDS, Deteksi Dini, Penyuluhan, Calon Pengantin. ABSTRACT Premarital screening for HIV/AIDS is a crucial step in early detection efforts to prevent HIV transmission between partners and from mother to child in the future. Although this screening offers significant benefits, awareness and participation levels among couples planning to marry remain relatively low in Indonesia. Factors such as stigma, lack of information, and limited access serve as major barriers to the implementation of premarital HIV/AIDS screening. This initiative aims to enhance engaged couples' understanding of the importance of premarital HIV/AIDS screening, increase the coverage of HIV testing before marriage, and reduce stigma toward couples undergoing the screening. The methods used in this initiative include educational counseling for engaged couples, the provision of counseling services, and the facilitation of voluntary HIV testing. The educational sessions were conducted through interactive lectures utilizing presentations and group discussions. Evaluation was carried out through pre-tests and post-tests to assess participants’ knowledge improvement, along with an analysis of the participation rate in HIV screening. The counseling sessions were attended by ten engaged couples, of whom only 50% had a good understanding of premarital HIV/AIDS screening before the sessions. Following the education program, this figure increased to 85%. The educational and premarital HIV/AIDS screening activities proved effective in raising awareness and understanding among engaged couples about the importance of early HIV detection. Continuous education and stronger policy support are needed to increase screening coverage and reduce societal stigma. Keywords: Premarital Screening, HIV/AIDS, Early Detection, Counseling, Engaged Couples.
Copyrights © 2025