Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki risiko tinggi terhadap kebakaran, sehingga kesiapsiagaan karyawan dalam menghadapi kondisi darurat sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, jenis kelamin, masa kerja, dan tingkat pendidikan dengan kesiapsiagaan tanggap darurat kebakaran pada karyawan di RSUD Kota Cilegon. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional sampling dengan jumlah responden sebanyak 98 orang. Data dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur dan observasi lapangan, kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square pada tingkat signifikansi 95% (α = 0,05). Sebagian besar responden memiliki kesiapsiagaan yang baik (69,4%). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan (p=0,079), jenis kelamin (p=0,190), masa kerja (p=0,844), dan tingkat pendidikan (p=0,221) dengan kesiapsiagaan tanggap darurat. Namun demikian, responden dengan pengetahuan kurang baik memiliki peluang 2,4 kali lebih besar untuk kurang siap, dan yang berpendidikan rendah memiliki peluang hampir 5 kali lebih besar. Meskipun tidak signifikan secara statistik, karakteristik individu tetap perlu diperhatikan dalam peningkatan kesiapsiagaan karyawan melalui pelatihan dan simulasi kebakaran yang lebih intensif dan merata. Kegiatan ini meningkatkan keterampilan respons cepat, meningkatkan pemahaman tentang prosedur evakuasi, dan mengurangi kepanikan dalam situasi darurat. Simulasi berguna untuk menemukan kelemahan sistem tanggap darurat dan memberikan pengalaman praktis yang tidak dapat diperoleh hanya melalui pemikiran teoretis.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025