Peningkatan prevalensi obesitas pada remaja erat kaitannya dengan perubahan gaya hidup menjadi sedentary lifestyle, ditandai dengan rendahnya aktivitas fisik dan tingginya durasi duduk atau penggunaan gawai. Kajian ini bertujuan menganalisis pengaruh sedentary lifestyle terhadap peningkatan obesitas pada remaja melalui metode systematic literature review dengan pendekatan PRISMA. Artikel ilmiah ditelusuri melalui database Google Scholar, Garuda, dan PubMed, dengan kata kunci “remaja”, “sedentary lifestyle”, dan “obesitas”, serta dibatasi pada publikasi tahun 2020–2025 dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Dari 4.603 artikel awal, diseleksi secara bertahap hingga diperoleh 7 artikel yang memenuhi kriteria inklusi untuk dianalisis lebih lanjut. Hasil menunjukkan bahwa durasi sedentary time ≥4 jam per hari secara signifikan meningkatkan risiko kelebihan berat badan, sindrom metabolik, dan dislipidemia pada remaja. Risiko semakin tinggi ketika sedentary lifestyle disertai dengan pola makan tinggi kalori, stres psikologis, serta rendahnya pengetahuan tentang aktivitas fisik dan gizi. Beberapa studi juga mengaitkan obesitas akibat sedentary lifestyle dengan penurunan kepercayaan diri, kecemasan, hingga depresi. Temuan ini menegaskan bahwa sedentary lifestyle berkontribusi signifikan terhadap obesitas remaja dan memerlukan intervensi berbasis keluarga dan sekolah untuk mengurangi risiko jangka panjang. Kata kunci : obesitas, remaja, gaya hidup sedentari, aktivitas fisik
Copyrights © 2025