Kebersihan toilet umum merupakan aspek krusial bagi kesehatan dan kenyamanan masyarakat, namun sering kali terdegradasi akibat perilaku pengguna yang tidak bertanggung jawab, seperti tidak menyiram setelah digunakan. Kondisi ini menyebabkan akumulasi urine yang memicu pelepasan gas amonia (NH₃) sebagai sumber utama bau tidak sedap. Ketergantungan pada metode pemantauan manual menjadikan manajemen kebersihan tidak efisien dan sering kali terlambat. Untuk mengatasi masalah ini, penelitian ini mengusulkan sebuah sistem monitoring berbasis Internet of Things (IoT). Sistem ini dirancang dengan arsitektur master-slave yang andal, menggunakan mikrokontroler ESP32 sebagai unit pusat dan Arduino Nano sebagai node sensor di setiap bilik. Deteksi bau dilakukan menggunakan sensor gas MQ-135 untuk amonia, didukung oleh sensor DHT11 untuk data suhu dan kelembaban. Ketika konsentrasi amonia melampaui ambang batas yang ditentukan, sistem secara otomatis mengirimkan notifikasi real-time kepada petugas kebersihan melalui WhatsApp. Hasil pengujian lapangan selama enam jam di lokasi toilet umum menunjukkan kinerja sistem yang sangat baik. Ambang batas bau tidak sedap berhasil ditetapkan secara empiris pada konsentrasi >0.50 ppm. Sistem sukses mendeteksi 19 kejadian bau tidak sedap dengan rentang konsentrasi amonia antara 0,74–1,97 ppm, dengan puncak deteksi terjadi pada jam sibuk dan memberikan notifikasi secara konsisten dalam waktu hanya 1 detik.
Copyrights © 2025