Fenomena remarriage atau pernikahan ulang semakin marak di Indonesia, khususnya di kalangan perempuan yang sebelumnya pernah menikah. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana pola komunikasi dan strategi adaptasi dijalankan oleh perempuan pelaku remarriage di Kecamatan Malingping. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi dalam keluarga remarriage bersifat dinamis dan beragam, mencakup keterbukaan, asertivitas, empati, hingga kompromi dengan pasangan, anak, maupun keluarga besar. Strategi adaptasi yang ditemukan meliputi aspek psikologis, sosial, dan budaya, di mana dukungan emosional, penerimaan lingkungan, serta kemampuan mengelola konflik menjadi kunci utama keberhasilan. Hambatan yang muncul di antaranya adalah stigma sosial, perbedaan latar belakang, serta tantangan integrasi anak bawaan. Studi ini juga menegaskan pentingnya konsep diri (self-concept) dalam proses penyesuaian, di mana perempuan membangun kembali identitasnya melalui pengalaman, penilaian diri, dan harapan baru. Kesimpulannya, remarriage bukan hanya sekadar status baru, melainkan proses transformasi personal dan sosial yang memberi ruang bagi perempuan untuk bangkit, membangun hubungan harmonis, serta menciptakan keluarga yang lebih adaptif. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi teoritis bagi kajian komunikasi keluarga sekaligus referensi praktis bagi pendampingan sosial.
Copyrights © 2025