Artikel ini mengkaji representasi tubuh perempuan dalam tiga sinema horor Indonesia karya Joko Anwar, yaitu Pengabdi Setan (2017), Perempuan Tanah Jahanam (2019), dan Ratu Ilmu Hitam (2019) yang menempatkan tubuh perempuan dalam dimensi honour (pesona) dan horor (teror). Dalam perspektif fenomenologi agama (Eliade, Otto), teori monstrous feminine (Creed), dan maternal horror (Winda), artikel ini mendeskripsikan bagaimana tubuh perempuan berperan sebagai hierofani yang memunculkan mysterium tremendum et fascinans, simbol pengorbanan, manifestasi kekuatan gaib, dan representasi ambivalensi dalam kosmologi Jawa. Kajian tekstual dan sinematografi mengungkapkan dialektika antara patriarki, trauma kolektif, dan resistensi. Relevansi kajian ini terletak pada kontribusinya pada studi gender dan kultur di Indonesia, di mana narasi horor dalam sinema Indonesia merefleksikan dan membentuk persepsi publik mengenai jati diri perempuan. Tubuh perempuan ditarik dalam dua kutub paradoksal, antara yang sakral dan profan; antara honour dan horor.
Copyrights © 2025