Produktivitas sorgum di Indonesia yang masih rendah mendorong pemanfaatan budidaya berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan mengetahui sebaran spora FMA pada tanaman hias yang diseleksi, menganalisis pengaruh inokulasi kultur trapping terhadap kepadatan spora dan pengaruh pemberian FMA terhadap pertumbuhan tanaman sorgum. Studi dilakukan Januari-Juni 2025, meliputi identifikasi sebaran spora FMA pada 14 tanaman hias, analisis kultur trapping terhadap kepadatan spora, dan pengaruh aplikasi FMA pada pertumbuhan sorgum. Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) digunakan dengan faktor aplikasi mikoriza (tanpa/dengan) dan komposisi media tanam (BIOPOS, sekam, zeolit, dan kombinasinya). Parameter tinggi tanaman dan jumlah daun diamati pada hari ke-30 HST, dianalisis dengan ANOVA dan DMRT (α=5%). Hasil menunjukkan tanaman hias Bugenvil (Bogainvillea sp.) memiliki kepadatan spora FMA tertinggi, dari 14 tanaman hias dominasi genus Glomus (69.23%) dan Acaulospora (30.77%). Kultur trapping pada tanaman hias Kemuning (Murraya paniculata) (L.) (Rutaceae) menghasilkan kepadatan spora tertinggi (429 spora per 10 g tanah), menjadikannya sumber inokulum potensial. Aplikasi mikoriza dan komposisi media tanam secara signifikan meningkatkan pertumbuhan sorgum. Interaksi mikoriza dengan BIOPOS (A2K1) memberikan pertumbuhan terbaik (tinggi 60.02 cm; 5.50 helai daun), jauh melampaui perlakuan tanpa mikoriza. FMA dari rizosfer tanaman hias berpotensi besar meningkatkan pertumbuhan sorgum, terutama dikombinasikan dengan media tanam yang sesuai seperti BIOPOS, mendukung budidaya sorgum berkelanjutan.
Copyrights © 2025