Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Keanekaragaman Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) dari Rizosfer Tanaman Hias: Karakterisasi Morfologi dan Seleksi Hazra, Fahrizal; Rosita, Risa; Fadhilla Br Siregar, Rizky Tri
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 11 (2025): COMSERVA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/comserva.v4i11.3008

Abstract

Salah satu tantangan dalam budidaya tanaman hias adalah optimalisasi pertumbuhan tanpa ketergantungan berlebihan pada pupuk dan pestisida kimia. Oleh karena itu, pemanfaatan FMA sebagai biofertilizer alami dapat menjadi solusi yang berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas dan ketahanan tanaman hias. Eksplorasi keanekaragaman FMA dari rhizosfer tanaman hias menjadi penting untuk mengidentifikasi spesies-spesies yang berpotensi dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman secara alami. Karakterisasi morfologi spora FMA dapat memberikan informasi mengenai spesies yang ada dan potensinya dalam mendukung ekosistem tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengidentifikasi morfologi FMA yang diisolasi dari rhizosfer berbagai jenis tanaman hias, guna memberikan wawasan lebih lanjut mengenai keanekaragaman dan peran ekologi fungi ini. Tahapan penelitian meliputi koleksi tanaman hias, sampling tanah, isolasi Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA), pengelompokkan dan identifikasi morfologi spora Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA), dan seleksi FMA pada kultur spora. Hasil penelitian menyatakan bahwa Kepadatan spora tanaman Soka (Ixora coccineal L.) memiliki kepadatan spora yang paling tinggi senilai 36 spora. Hal ini diketahui bahwa tanaman soka memiliki kondisi akar yang menguntungkan untuk kolonisasi mikoriza. Hasil identifikasi total spora Glomus sp. lebih banyak di temukan karena memiliki tingkat adaptasi yang lebih tinggi terhadap lingkungan dibandingkan genus lainnya. diperoleh data bahwa spora FMA pada kode D1, D2, D5, D6, D7, dan D8 berhasil mengkolonisasi perakaran tanaman inang sorghum yang ditandai dengan terbentuknya hifa. Kolonisasi FMA dimulai ketika spora berkecambah dan menghasilkan hifa eksternal yang tumbuh menuju akar tanaman inang. Glomus sp. merupakan jenis FMA yang memiliki kolonisasi FMA yang tinggi karena memiliki kemampuan kolonisasi yang cepat dibandingkan jenis FMA lain. Pada kultur spora kode D3 dan D4, tidak terjadi kolonisasi dan tanaman menjadi mati. Hal ini disebabkan oleh spora yang kurang adaptif. Akibatnya, tanaman sorgum tidak mendapat manfaat dari simbiosis mikoriza.
Aplikasi Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) Asal Rizosfer Tanaman Hias dalam meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor) Hazra, Fahrizal; Rosita, Risa; Fadhilla Br Siregar, Rizky Tri
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 27 No 2 (2025): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitl.27.2.95-101

Abstract

Produktivitas sorgum di Indonesia yang masih rendah mendorong pemanfaatan budidaya berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan mengetahui sebaran spora FMA pada tanaman hias yang diseleksi, menganalisis pengaruh inokulasi kultur trapping terhadap kepadatan spora dan pengaruh pemberian FMA terhadap pertumbuhan tanaman sorgum. Studi dilakukan Januari-Juni 2025, meliputi identifikasi sebaran spora FMA pada 14 tanaman hias, analisis kultur trapping terhadap kepadatan spora, dan pengaruh aplikasi FMA pada pertumbuhan sorgum. Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) digunakan dengan faktor aplikasi mikoriza (tanpa/dengan) dan komposisi media tanam (BIOPOS, sekam, zeolit, dan kombinasinya). Parameter tinggi tanaman dan jumlah daun diamati pada hari ke-30 HST, dianalisis dengan ANOVA dan DMRT (α=5%). Hasil menunjukkan tanaman hias Bugenvil (Bogainvillea sp.) memiliki kepadatan spora FMA tertinggi, dari 14 tanaman hias  dominasi genus Glomus (69.23%) dan Acaulospora (30.77%). Kultur trapping pada tanaman hias Kemuning (Murraya paniculata) (L.) (Rutaceae) menghasilkan kepadatan spora tertinggi (429 spora per 10 g tanah), menjadikannya sumber inokulum potensial. Aplikasi mikoriza dan komposisi media tanam secara signifikan meningkatkan pertumbuhan sorgum. Interaksi mikoriza dengan BIOPOS (A2K1) memberikan pertumbuhan terbaik (tinggi 60.02 cm; 5.50 helai daun), jauh melampaui perlakuan tanpa mikoriza. FMA dari rizosfer tanaman hias berpotensi besar meningkatkan pertumbuhan sorgum, terutama dikombinasikan dengan media tanam yang sesuai seperti BIOPOS, mendukung budidaya sorgum berkelanjutan.