Seperti di negara lainnya, petani Indonesia sangat heterogen, baik dari sisi aset produksi, akses teknologi, tujuan usahatani, preferensi perilaku, jejaring kelembagaan, maupun pengetahuan dan keterampilan. Namun, kebijakan pertanian di Indonesia masih banyak yang dirancang secara seragam (one size fits all). Akibatnya, banyak program tidak tepat sasaran, kurang dimanfaatkan, atau gagal menciptakan dampak yang diharapkan. Studi empiris di Indonesia menunjukkan adanya hubungan erat antara keputusan adopsi dengan segmen unik petani, misalnya pada konteks tanaman hortikultura bernilai tinggi, teknologi peternakan, dan kemitraan tebu. Temuan ini menegaskan pentingnya menyesuaikan intervensi kebijakan nonharga dengan tipologi dan kebutuhan spesifik petani. Segmentasi, yang mengelompokkan petani berdasarkan karakteristik serupa, menawarkan kerangka untuk merancang kebijakan yang lebih tepat sasaran (targeted). Kerangka ini, lazim digunakan dalam studi konsumen, kini relevan pula bagi kebijakan pertanian. Policy brief ini mengusulkan kebijakan pertanian berbasis segmentasi (tipologi) dan targeting untuk meningkatkan efektivitas, keadilan, dan inklusivitas intervensi.
Copyrights © 2025