Latar belakang: Perubahan iklim berdampak signifikan terhadap sektor pertanian di Indonesia, termasuk di Kampung Prafi Mulya, Kabupaten Manokwari, yang merupakan salah satu wilayah sentra produksi padi. Dampak tersebut terlihat dari penurunan hasil panen serta meningkatnya kerugian akibat puso. Meskipun petani telah berupaya mengadopsi berbagai strategi adaptasi, efektivitasnya masih terkendala oleh tingginya harga pestisida, keterlambatan distribusi pupuk, serta terbatasnya akses terhadap informasi dan teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan adaptasi petani dalam merespons perubahan iklim. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam terhadap 32 informan yang dipilih secara purposive, terdiri dari 13 petani padi aktif dan 19 pengamat (ketua/pengurus kelompok tani, tokoh lokal, serta penyuluh), observasi langsung di lapangan, serta telaah dokumen terkait kebijakan dan produksi pertanian. Data dianalisis menggunakan teknik triangulasi sumber untuk menjamin validitas temuan. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani telah melakukan berbagai strategi adaptasi, seperti penyesuaian waktu tanam, penggunaan varietas tahan kekeringan, dan pemanfaatan kelompok tani sebagai sumber informasi dan dukungan. Namun, adaptasi tersebut belum sepenuhnya optimal akibat faktor internal (usia, pengalaman) dan eksternal (akses input, sarana produksi, dan pendampingan penyuluh). Kesimpulan: Studi ini merekomendasikan perlunya penguatan kelembagaan lokal dan dukungan kebijakan adaptif guna meningkatkan kapasitas adaptasi petani dalam menghadapi perubahan iklim.
Copyrights © 2025