Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

DINAMIKA KELOMPOK TANI SASARAN PROGRAM UPAYA KHUSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA DAERAH SENTRA PRODUKSI PADI DI KABUPATEN MANOKWARI (STUDI KASUS KAMPUNG PRAFI MULYA DISTRIK PRAFI) Triman Tapi
JURNAL TRITON Vol 7 No 1 (2016): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of research is to describe the dynamics of the target farmer groups Special Effort program (Upsus) to increase rice production in the area of rice production centers in the district of Manokwari. The benefits of this research are expected to provide information to stakeholders in order to develop and development of farmer groups as targets of the program of activities. The study lasted for two months, starting from November to December 2015. The research was conducted in the village of Prafi Mulya, District Prafi, Manokwari regency, with the method of data analysis done tabulation and descriptive qualitative analysis. The results showed that the dynamics of farmer groups included in the category of Medium or quite dynamic, and Upsus program to increase rice production in 2015 has contributed to pushing the process dynamics in the group.
GENERASI MUDA DAN PEKERJAAN DI SEKTOR PERTANIAN : FAKTOR PERSEPSI DAN MINAT (STUDI KASUS MAHASISWA POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MANOKWARI) Y. Yan Makabori; Triman Tapi
JURNAL TRITON Vol 10 No 2 (2019): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minat untuk menekuni dunia pertanian semestinya menjadi alasan utama generasi muda memilih pendidikan berbasis vokasi pertanian, namun banyak faktor yang mempengaruhi keputusan tersebut. Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan persepsi generasi muda khususnya mahasiswa Polbangtan Manokwari terhadap pertanian dan minat mereka akan bekerja di sektor pertanian serta mendeskripsikan faktor-faktor pembentuk minat tersebut. Penelitian yang dilaksanakan di Kampus Polbangtan Manokwari, dengan objek penelitiannya mahasiswa Polbangtan Manokwari, melalui pendekatan penelitian kuantitatif dan analisis data lewat uji statistik non-parametrik (uji Chi-Square dan Spearman), diperoleh informasi bahwa persepsi generasi muda terhadap pekerjaan di sektor pertanian secara keseluruhan adalah negatif. Artinya pekerjaan di sektor pertanian kurang diminati oleh generasi muda terdidik, karena adanya faktor yang bersifat push factor (pendorong)/faktor internal, dan pull factor (faktor penarik)/faktor eksternal. Tidak terdapat hubungan yang signifikan pada variabel internal maupun eksternal ketika dilakukan uji statistik. Faktor internal (motivasi, pengetahuan dan kepribadian) dan Faktor eksternal (status sosial ekonomi, sosialisasi pekerjaan dan tingkat kosmopolitan) pada generasi muda terlihat cenderung berpandangan negatif terhadap pekerjaan disektor pertanian dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor internal dan faktor eksternal dengan persepsi pekerjaan disektor pertanian. Oleh sebab itu, perlu adanya dukungan stake holder dan pemahaman pada generasi muda bahwa industri pertanian dapat menjadi inklusif serta bekerja sebagai petani juga merupakan suatu karir dengan reward yang memadai. Sektor pertanian akan menjadi sektor yang menarik dan menjanjikan apabila dikelola dengan tekun dan sungguh-sungguh.
STRATEGI ADAPTASI SEBAGAI BENTUK KEMANDIRIAN RUMAH TANGGA PETANI PLASMA SAWIT DALAM MENGHADAPI TIDAK BEROPERASINYA PKS DAN BANGKRUTNYA PT.YI (STUDI KASUS DI DISTRIK PRAFI MANOKWARI PAPUA BARAT) Triman Tapi; Iwan Setiawan
JURNAL TRITON Vol 9 No 2 (2018): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkebunan kelapa sawit berperan penting dalam menciptakan alternatif sumber ekonomi masyarakat desa dan menciptakan lapangan kerja di Indonesia. Perkebunan kelapa sawit mulai dikembangkan di Kabupaten Manokwari tahun 1982 dan dikelola oleh PT. PN II. Namun, sejak tahun 2014, pengelolaannya diambil alih oleh investor Cina (PT. Yongjing Investindo). Pada mulanya, sedikit banyak perkebunan kelapa sawit di Distrik Prafi memberikan kontribusi terhadap pendapatan petani dan masyarakat sekitar. Persoalannya, sejak tahun 2017, pabrik pengolahan yang dikelola PT.YI terhenti, sehingga petani plasma kesulitan dalam memasarkan hasil usahataninya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi adaptasi petani plasma pasca bangkrutnya PT. YI. Untuk itu digunakan desain kualitatif dengan metode studi kasus dan teknik analisis model interaktif. Data primer dikumpulkan dari 28 orang petani plasma selama Juli-Agustus 2018. Penelitian mengungkap, ada tujuh strategi yang diterapkan petani: 1) mengontrakkan/menyewakan kebun sawit kepada pemodal (transmigran); 2) membiarkan kebun sawit menjadi hutan (berharap ada program replanting); 3) memanfaatkan kebun sawit sebagai tempat pengembalaan ternak sapi dan babi; 4) berkebun tanaman campuran; 5) beralih menjadi pekerja proyek pembangunan di kampung; 6) menanti bantuan dana desa/ kampung; dan 7) menjual sawit ke pabrik sawit lainnya. Bagi orang Arfak, kebun sawit bukan usaha yang menguntungkan. Selain tidak mensejahterahkan, sawit pun butuh modal besar, teknologi rumit dan tidak sesuai dengan budaya Arfak. Masyarakat adat Arfak yang terbiasa dengan ladang berpindah dan polikutlur, tidak yakni dengan usaha sawit yang monokultur. Oleh karena itu, butuh usaha pemberdayaan yang spesifik lokal untuk meyakinkan masyarakat Arfak bahwa usahasawit berdampak positif, menguntungkan dan mensejahterakan.
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT TINGKAT PARTISIPASI WANITA TANI DALAM KEGIATAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN (P2KP) KABUPATEN MANOKWARI PROVINSI PAPUA BARAT (Studi Kasus di Kampung Maripi Kelurahan Andai Distrik Manokwari Selatan) Benang Purwanto; Triman Tapi; Maryam Pagesa
JURNAL TRITON Vol 8 No 1 (2017): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sasaran kegiatan adalah Kelompok Wanita Tani “Ingom Marisen” di Kampung Maripi Kelurahan Anday Distrik Manokwari Selatan. Kajian ini dilakukan untuk mengeva luasi faktor - faktor penghambat tingkat partisipasi wanita tani dalam kegiatan P2KP. Kelompok Wanita Tani Ingom Marisen merupakan salah satu kelompok wanita tani yang dibina oleh Dinas Pertanian Kabupaten Manokwari dalam mengembangkan potensi pangan lokal khususnya dalam pengolahan hasil pangan. Kegiatan yang diberikan kepada Kelompok Wanita Tani Ingom Marisen berupa pemanfaatan pekarangan. Adanya pemanfaatan pekarangan diharapkan para anggota dapat mengembangkan potensi lahan pekarangan guna dapat menanam umbi-umbian, sayuran dan tanaman obat-obatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor penghambat kegiatan P2KP di Kampung Maripi berada dalam kategori sedang, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal terjadi karena adanya kejenuhan atau ketidakpuasan individu terhadap sistem nilai yang berlaku di dalam kelompok, dan adanya individu yang menyimpang dari sistem sosial yang berlaku. Sedangkan faktor eksternal yakni tidak ada sosialisasi program, kurang adanya koordinasi dengan petugas lapangan.
Program Pembangunan Kampung: Perspektif Fungsional dan Konflik dalam Konstruksi Sosial Masyarakat Suku Arfak di Kabupaten Manokwari Triman Tapi; Yohanis Yan Makabori
JURNAL TRITON Vol 12 No 2 (2021): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/jt.v12i2.204

Abstract

Perbandingan perspektif jadi alibi terhambatnya proses pembangunan. Pemerintah pusat, provinsi serta kabupaten sudah berupaya mempraktikkan beberapa program pembangunan. Pemerintah cenderung dominan pada nasionalisme dalam modernisasi, memandang Papua sebagai objek, yang kontras dengan budaya lokal masyarakat. Oleh sebab itu, musyawarah politik mengambil keputusan buat menuntaskan perspektif tersebut dengan Undang-Undang Nomor 21 tahun 2001 mengenai kebijakan otonomi khusus yang berdampak dependensi adat sebagai motor penggerak roda pembangunan di Papua. Teori utama berasal dari perspektif fungsionalisme dan perspektif konflik (Mooney et al. 2007). Makalah ini membahas perspektif konstruksi sosial masyarakat suku Arfak di tiga kampung yaitu Sairo, Hangouw dan Indesey. Metode deskriptif dengan sampel purposif digunakan untuk menjelaskan fenomena berdasarkan data dari responden. Pengumpulan informasi menggunakan kuesioner, diskusi terfokus, observasi, serta wawancara. Secara fungsional, implementasi program pembangunan dilakukan berdasarkan alur perencanaan pembangunan yang disetujui oleh penguasa wilayah serta penguasa lokal dengan diketahui oleh pemerintah provinsi dan pusat selaku pemberi tanggung jawab. Program- program yang diprioritaskan antara lain pembangunan infrastruktur dasar kampung, perumahan, sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) serta air bersih. Ranah konstruksi sosial yaitu Aske siros (kemajuan), Oru Eimofoj (menunggu bantuan), Monuh, Ofojingki/Mendes Efes, Ororoisa. Perspektif konflik mengungkapkan terdapat pembatasan kuota partisipasi serta sosialisasi program kepada masyarakat, serta ketidakterbukaan mengenai anggaran program. Selanjutnya, konsep Aske Siros tidak berjalan sesuai makna sebenarnya. Konsep tersebut didominasi oleh penguasa lokal, sementara kepada masyarakat lainya yaitu Oru Eimofoj. Secara fungsional, program pembangunan yang diimplementasikan menguntungkan sebagian oknum tertentu dan menimbulkan ketidakmerataan serta friksi dalam perihal menikmati dan memanfaatkan anggaran maupun program pemerintah.
Economic Capacity and Development Strategies for Arfak Tribe Farmers in Manokwari, West Papua Tapi, Triman; Mikhael; Yohanis Yan Makabori; Asep Mulyana
MIMBAR : Jurnal Sosial dan Pembangunan Volume 40, No. 1, (Juni 2024) [Accredited Sinta 3, No 79/E/KPT/2023]
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah (Universitas Islam Bandung)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mimbar.vi.3208

Abstract

This study was carried out to examine the economic well-being and capacity of Arfak Tribe farmers in Manokwari, West Papua. It focused on investigating the factors influencing economic capacity in the context of the 2011–2016 Manokwari Medium-Term Regional Development Plan (RPJMD), which aimed at poverty reduction. Furthermore, the descriptive analysis, differential tests, and regression analysis were used to compare the economic conditions between Arfak Tribe and non-Papuan farmers. The results showed significant disparities, where non-Papuan farmers enjoyed higher income, skills, capabilities, greater access to agricultural technology, adequate capital and work ethic compared to Arfak Tribe. Cultural factors and social capital had a significant negative impact on the income and savings levels. These results emphasized the importance of targeted assistance to strengthen the knowledge and skills of Arfak farmers. The effective use of financial assistance from the central and regional governments supported the economic development of this indigenous local community. Targeted assistance and financial support improved the situation for Arfak farmers, addressed the systemic issues such as unequal access to resources and opportunities that perpetuated poverty. In conclusion, this study provided valuable insights on policy interventions used to improve well-being and economic empowerment of indigenous local farmers.
Efektivitas Penyuluhan Pertanian Pembuatan Pupuk Organik Cair Air Leri di Kelurahan Manokwari Barat Kabupaten Manokwari Triman Tapi; Mikhael Mikhael
Journal of Sustainable Agriculture Extension Vol 1 No 2 (2023): Journal of Sustainable Agriculture Extension
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/josae.v1i2.619

Abstract

Latar belakang: Selama ini, air leri kerap dianggap sebagai limbah dan dibuang begitu saja.Walaupun dijumpai air leri memiliki banyak kandungan vitamin, mineral dan unsur lainnya, namun air leri belum termanfaatkan secara optimal oleh sebagai besar masyarakat. Hal ini terlihat pada saat mencuci beras, air limbah yang dihasilkan sering dibuang tanpa dimanfaatkan dengan baik. Untuk itu dipandang perlu melakukan penyuluhan bagi ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Manokwari mengenai manfaat dan kegunaan dari air leri sebagai bahan pembuatan pupuk organik cair (POC) yang berguna bagi tanaman yang diusahakan. Metode: Penilaian efektivitas penyuluhan pertanian menggunakan metode survey dan kuisioner, serta melakukan pengukuran perubahan tingkat pengetahuan sasaran sebelum dan sesudah penyuluhan. Adapun jumlah responden yakni 20 orang yang merupakan kelompok ibu-ibu rumah tangga yang ditentukan secara purposive sampling. Hasil: Hasil evaluasi penilaian tingkat pengetahuan responden diperoleh hasil peningkatan nilai pengetahuan setelah pelaksanaan kegiatan penyuluhan sebesar 14,6 point. Evaluasi pre-test nilai rata-rata responden masih kategori rendah dengan nilai 13,6 point dan hasil evaluasi nilai rata-rata post-test meningkat menjadi 28,2 point berkategori tinggi. Nilai efektivitas penyuluhan yang diperoleh sebesar 89% berada pada kategori sangat efektif. Kesimpulan: Pemilihan metode yang tepat dengan cara ceramah, diskusi dan praktik dalam waktu bersamaan serta didukung jumlah peserta kegiatan penyuluhan yang relatif sedikit, telah memudahkan proses penyampaian pesan dan interaksi diantara pemateri dan sasaran penyuluhan. Kondisi ini setidaknya memberikan dampak pada peningkatan pengetahuan sasaran penyuluhan dan tingkat partisipasi sasaran mengikuti pelaksanaan kegiatan penyuluhan.
Transformasi Penyuluhan Pertanian Menuju Society 5.0: Analisis Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi Triman Tapi; Mikhael; Yohanis Yan Makabori
Journal of Sustainable Agriculture Extension Vol 2 No 1 (2024): Journal of Sustainable Agriculture Extension
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/josae.v2i1.820

Abstract

Latar belakang: Penyuluhan pertanian memegang peranan penting dalam mendorong pertanian menuju masa depan yang cerdas dan berkelanjutan sesuai dengan Society 5.0. Berperan sebagai penghubung antara penelitian dan implementasi di lapangan, salah satu tugas penyuluh adalah memperkenalkan inovasi teknologi kepada petani. Makalah ini bertujuan mendeskripsikan peran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam transformasi penyuluhan pertanian menuju Society 5.0, dengan fokus pada pengembangan pertanian cerdas dan berkelanjutan. Metode: Metode review jurnal digunakan mengkaji tema utama transformasi penyuluhan pertanian menuju Society 5.0. Studi terhadap jurnal ilmiah diperoleh dari database jurnal Scopus, Web of Science, dan Google Scholar. Kriteria inklusi untuk pemilihan jurnal adalah publikasi yang fokus pada penerapan TIK dalam penyuluhan pertanian, khususnya konsep Society 5.0. Publikasi yang dipilih adalah artikel yang terbit dalam rentang waktu lima tahun terakhir untuk memastikan relevansi dan aktualitas data. Hasil: Terdapat kesepahaman pandangan yang sama pada beberapa kajian literatur jurnal yang terpublikasi terkait Penyuluhan pertanian di era society 5.0. Penyuluhan pertanian memerlukan transformasi paradigma, kapasitas, dan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan tantangan zaman. Penyuluhan pertanian di era society 5.0 harus mengintegrasikan aspek teknologi, manusia, dan lingkungan dalam menciptakan inovasi dan solusi pertanian yang berdampak positif bagi petani dan semua pelaku di sektor pertanian. Transformasi penyuluhan pertanian memerlukan respons strategis terhadap kebutuhan akan pendekatan yang lebih dinamis, inovatif, dan inklusif. Penyuluh Pertanian dituntut menggunakan berbagai metode penyuluhan, untuk meningkatkan pemahaman petani tentang teknologi baru. Penyuluh tidak hanya sebagai penghubung informasi dan sumber daya, tetapi juga sebagai katalis untuk adopsi teknologi yang dapat mengubah sektor pertanian menjadi lebih efisien dan resiliensi. Kesimpulan: Dalam rangka mencapai visi Society 5.0 dalam konteks pertanian, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memiliki peran krusial dalam memfasilitasi transformasi penyuluhan pertanian menuju pertanian yang cerdas dan berkelanjutan. Investasi berkelanjutan dalam pengembangan TIK dan pelatihan penyuluh menjadi hal yang sangat penting, dan untuk mencapainya, dukungan dari pemerintah, akses terhadap teknologi terbaru, serta kerjasama antara institusi pendidikan, penelitian, dan industri sangatlah diperlukan. Dengan demikian, melalui upaya kolaboratif ini, dapat diharapkan bahwa solusi-solusi yang relevan secara lokal dapat dikembangkan untuk mewujudkan visi pertanian yang adaptif dan berkelanjutan dalam era Society 5.0
Respon dan Faktor Pengaruh Adopsi POC Pada Petani di Kampung Desay Distrik Prafi, Manokwari Triman Tapi; Mathius Tapi; Carko Carko
Journal of Sustainable Agriculture Extension Vol 2 No 2 (2024): Journal of Sustainable Agriculture Extension
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/josae.v2i2.1034

Abstract

Latar belakang: Beberapa dekade terakhir, pertanian Indonesia menghadapi tantangan penurunan kualitas tanah akibat penggunaan pupuk kimia secara berlebihan. Sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah dan berbagai pihak terkait terus mendorong penggunaan pupuk organik sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya Pupuk Organik Cair (POC) dikenal dapat memperbaiki kualitas tanah secara alami, meningkatkan produktivitas tanaman, dan memberikan manfaat ekonomi bagi petani. Metode: Penelitian ini dilakukan di Kampung Desay, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Penentuan responden dilakukan dengan teknik purposive sampling, dengan kriteria petani alumni SL Pertanian Organik berjumlah 20 orang responden. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Analisis data menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kuantitatif dilakukan dengan memanfaatkan tabel frekuensi untuk mengevaluasi tujuan penelitian terkait respon petani terhadap adopsi pupuk organik cair (POC). Data jawaban responden diorganisasikan dalam bentuk tabel frekuensi dengan menerapkan skala Likert untuk mengukur tingkat respon petani. Hasil: Respon petani terhadap penggunaan POC di Kampung Desay umumnya positif. Mayoritas petani menyadari manfaat POC dalam meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman. Faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi POC antara lain pengetahuan dan pemahaman petani, ketersediaan bahan baku, dampak positif terhadap produktivitas, dukungan kelompok tani, dan persepsi risiko. Meskipun demikian, masih terdapat sebagian kecil petani yang ragu dan belum sepenuhnya mengadopsi penggunaan POC. Kesimpulan: Adopsi POC di Kampung Desay menunjukkan tren positif, namun masih perlu upaya berkelanjutan untuk meningkatkan adopsi secara menyeluruh, terutama melalui kegiatan penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan yang intensif.
Penyuluhan Pertanian: Pendekatan, Metode dan Dampaknya Terhadap Pembangunan Pertanian Dalam Mendukung Swasembada Pangan Ebit Eko Bachtiar; Triman Tapi; Helmi Saputra; Muhammad Eko Budicahyono; Esau Konyep
Journal of Sustainable Agriculture Extension Vol 3 No 1 (2025): Journal of Sustainable Agriculture Extension
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/josae.v3i1.1364

Abstract

Latar belakang: Penyuluhan pertanian memainkan peran krusial dalam meningkatkan kapasitas petani dan mendukung swasembada pangan melalui transfer pengetahuan, pemberdayaan, dan adopsi teknologi. Namun, tantangan seperti keterbatasan tenaga penyuluh kompeten, resistensi terhadap teknologi, dan infrastruktur yang kurang memadai menghambat efektivitasnya. Penelitian ini bertujuan menganalisis pendekatan, metode, dan dampak penyuluhan pertanian terhadap pembangunan pertanian dalam mendukung program swasembada pangan. Metode: Penelitian menggunakan metode literature review kualitatif dengan menganalisis jurnal ilmiah dari Scopus, Web of Science, dan Google Scholar (5 tahun terakhir). Kata kunci seperti "penyuluhan pertanian", "metode penyuluhan pertanian", "pembangunan pertanian", dan "swasembada pangan" digunakan untuk mengumpulkan data. Analisis konten diterapkan untuk mengidentifikasi tema terkait penyuluhan pertanian dengan pendekatan, metode, dan dampaknya dalam mendukung program swasembada pangan. Hasil: Pendekatan partisipatif meningkatkan keterlibatan petani dalam perencanaan dan evaluasi, sementara pendekatan digital mempercepat diseminasi teknologi melalui e-learning dan aplikasi berbasis AI. Kemitraan multipihak mendukung akses finansial dan inovasi. Metode seperti demonstrasi lapangan, sekolah lapang, dan kunjungan penyuluh terbukti meningkatkan produktivitas, efisiensi sumber daya, dan kesejahteraan petani. Namun, keberhasilan bergantung pada infrastruktur digital, kompetensi penyuluh, dan relevansi materi dengan kebutuhan. Kesimpulan: Kombinasi pendekatan partisipatif, digital, dan kemitraan efektif mendukung swasembada pangan. Untuk optimalisasi, diperlukan penguatan infrastruktur digital, pelatihan penyuluh, dan evaluasi berkala program. Sinergi antar-pemangku kepentingan dan diversifikasi metode penyuluhan menjadi kunci dalam mendukung program swasembada pangan. Kata kunci: penyuluhan pertanian, Pembangunan pertanian, swasembada pangan