Layanan kesehatan di Indonesia terus menghadapi tantangan dalam hal kualitas dan pemerataan aksesibilitas. Salah satu kebijakan yang diimplementasikan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas layanan adalah Kelas Rawat Inap Standar (KRIS), yang mengharuskan rumah sakit untuk memenuhi standar tertentu dalam sarana dan prasarana, terutama terkait dengan ruang rawat inap. Meskipun KRIS bertujuan untuk meningkatkan kualitas perawatan kesehatan melalui standarisasi fasilitas rumah sakit, implementasi kebijakan ini menghadapi berbagai tantangan di lapangan, terutama bagi rumah sakit swasta yang terbatas dalam anggaran dan infrastruktur. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesiapan implementasi kebijakan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan. Metode yang digunakan adalah desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif analitik, menggunakan teknik cross-sectional untuk menggali kesiapan rumah sakit dalam memenuhi 12 kriteria KRIS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa kriteria yang belum sepenuhnya dipenuhi, seperti jumlah tempat tidur, ventilasi, dan pengaturan suhu ruangan, yang mengindikasikan bahwa Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan perlu melakukan penyesuaian lebih lanjut. Rumah Sakit telah melakukan perbaikan pada beberapa kriteria, kendala utama yang dihadapi adalah keterbatasan ruang dan biaya renovasi untuk memenuhi standar. Rumah sakit perlu melakukan peningkatan kapasitas dan fasilitas untuk memenuhi seluruh kriteria KRIS, dengan penekanan pada infrastruktur dan pendanaan.
Copyrights © 2025