Balai Bambu yang terletak di kawasan Komunitas Kagem, Ngaglik, Sleman merupakan fasilitas ruang belajar informal yang memiliki peran penting sebagai wadah kegiatan pendidikan sekaligus representasi dari arsitektur lokal. Seiring berjalannya waktu, kondisi fisik Balai Bambu mengalami penurunan kualitas berdampak pada kenyamanan serta keamanan pengguna. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk merehabilitasi Balai Bambu agar dapat difungsikan Kembali secara optimal. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara Sepekan Arsitektur 2025 yang diinisasi oleh Program Studi Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Metode pelaksanaan bersifat partisipatif, melibatkan mahasiswa, dosen pendamping, tukang profesional, serta Komunitas Kagem. Tahapan kegiatan mencakup identifikasi permasalahan, perancangan, pelaksanaan fisik, evaluasi, hingga serah terima hasil akhir. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa kolaborasi multipihak dalam proses rehabilitasi mampu menghasilkan ruang belajar yang lebih layak, adaptif, dan berkelanjutan bagi komunitas lokal. Kata Kunci—pengabdian masyarakat, rehabilitasi, partisipatif, arsitektur bambu, ruang belajar informal
Copyrights © 2025