Infertilitas merupakan masalah reproduksi yang cukup banyak dialami oleh pasangan usia subur di Indonesia. Salah satu metode penunjang diagnostik untuk mengetahui penyebab infertilitas pada wanita adalah pemeriksaan Hysterosalpingography (HSG). Pemeriksaan ini berperan penting dalam mengevaluasi kondisi tuba falopi dan mendeteksi adanya sumbatan atau gangguan lain yang dapat menghambat kehamilan. Tujuan penelitian adalah mengetahui prosedur, pengurangan proyeksi RPO dan LPO serta penambahan AP post miksi pada pemeriksaan hysterosalpingography dengan klinis infertilitas. Metode penelitian adalah kualitatif dengan studi kasus, pengumpulan data diperoleh melalui observasi, dokumentasi,dan wawancara dengan subjek penelitian dokter radiologi serta radiografer. Pencitraan yang dibutuhkan berupa foto pelvis AP polos, AP post kontras dan AP post miksi. Proyeksi AP polos digunakan untuk melihat kondisi awal rongga pelvis. Pencitraan AP post kontras dilakukan sebanyak 2 kali dengan penyuntikan media kontras water soluble melalui kateter sebanyak 20 cc di setiap tahapnya. Tahap pertama bertujuan untuk melihat kondisi kavum uteri dan tahap kedua digunakan untuk melihat kondisi kedua tuba. Selanjutnya pasien diminta untuk miksi atau kencing dan dilakukan foto AP post miksi. Kesimpulannya pemeriksaan HSG dengan klinis infertilitas dibutuhkan foto pelvis proyeksi AP polos, AP postkontras dengan menggunakan media kontras sebanyak 40 cc yang dimasukkan melalui kateter dalam dua tahap dan AP post miksi sebagai proyeksi tambahan untuk mengevaluasi adanya retensi atau penahanan media kontras di tuba falopi pasien. Sebaiknya persiapan urus-urus tetap dilakukan untuk mendapatkan hasil radiograf yang optimal. Kata kunci: hysterosalpingography, infertilitas, pencitraan radiologi
Copyrights © 2025