Semua indera yang kita miliki merupakan hal penting untuk menunjang dan meningkatkan kualitas hidup kita, salah satunya indera penglihatan (mata) kita dapat melakukan semua aktivitas dengan mudah apabila kita melihat lingkungan sekitar kita. Berdasarkan data WHO tahun 2012, mayoritas gangguan penglihatan global disebabkan oleh refraksi tidak terkoreksi, disusul katarak dan glaukoma. Perhatian yang kurang terhadap kesehatan mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan seperti miopia, yang merupakan gangguan refraksi paling umum di dunia. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan perbedaan penggunaan gadget, IMT, dan aktivitas fisik terhadap miopia pada mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dan data dari mahasiswa kedokteran terkait penggunaan gadget, IMT, aktivitas fisik, dan kejadian miopia. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden adalah perempuan (78,6%) dengan tingkat kejadian miopia yang cukup tinggi. Analisis statistik menunjukkan bahwa hanya jarak penggunaan gadget yang berhubungan signifikan dengan kejadian miopia pada mata kanan (p < 0,05). Variabel lain seperti intensitas cahaya, posisi penggunaan gadget, IMT, serta aktivitas fisik di dalam dan luar ruangan tidak menunjukkan hubungan signifikan terhadap kejadian miopia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jarak pandang yang terlalu dekat saat menggunakan gadget berpotensi meningkatkan risiko miopia, sementara faktor lain seperti IMT dan aktivitas fisik tidak berperan signifikan pada sampel di Universitas Tarumanagara.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025