Poverty in rural areas remains a serious challenge that requires empowerment strategies based on local potential. One initiative in Dusun Batu Kumbung involves economically empowering housewives through the buying and selling of plant seedlings. This study aims to identify the forms of economic empowerment implemented and analyze their impact on household income and overall family well-being. This research adopts a qualitative method with a descriptive approach. Data were collected through in-depth interviews, participatory observation, and documentation involving 15 participants, including entrepreneurs, the village head, and business partners. The findings reveal that empowerment was carried out through three main mechanisms: provision of business opportunities, technical training, and financial and social support from the village government and external partners. The initiative successfully increased household income from around IDR 200,000 to between IDR 1,000,000 and 5,000,000 per month. Beyond economic gains, it also strengthened women’s economic independence, social solidarity, and involvement in household decision-making. This study contributes new insights to the literature on rural women’s empowerment by highlighting the potential of community-based plant seedling agribusiness as a post-pandemic economic strategy. The findings suggest that community-based approaches and utilization of local resources can serve as effective solutions for enhancing welfare and addressing economic inequality in rural areas. ABSTRAK Kemiskinan di wilayah pedesaan tetap menjadi tantangan serius yang memerlukan pendekatan pemberdayaan berbasis potensi lokal. Salah satu inisiatif di Dusun Batu Kumbung adalah memberdayakan ekonomi ibu rumah tangga melalui kegiatan jual beli bibit tumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk pemberdayaan ekonomi yang diterapkan dan menganalisis dampaknya terhadap pendapatan serta kesejahteraan keluarga. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi terhadap 15 partisipan, termasuk pelaku usaha, kepala dusun, dan mitra usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan dilakukan melalui tiga mekanisme utama: pemberian peluang usaha, pelatihan teknis, serta dukungan modal dan sosial dari pemerintah desa dan mitra usaha. Kegiatan ini berhasil meningkatkan pendapatan ibu rumah tangga dari sekitar Rp200.000 menjadi Rp1.000.000–Rp5.000.000 per bulan. Selain peningkatan ekonomi, inisiatif ini juga memperkuat kemandirian perempuan, solidaritas sosial, dan keterlibatan mereka dalam pengambilan keputusan rumah tangga. Studi ini memberikan kontribusi baru dalam literatur pemberdayaan perempuan pedesaan dengan menyoroti potensi agribisnis bibit tumbuhan berbasis komunitas sebagai strategi ekonomi pasca pandemi. Temuan ini mengindikasikan bahwa pendekatan berbasis komunitas dan pemanfaatan sumber daya lokal dapat menjadi solusi efektif dalam meningkatkan kesejahteraan dan mengatasi ketimpangan ekonomi di pedesaan.
Copyrights © 2025