Anak dengan celah bibir dan langit-langit (CLP) sering menghadapi hambatan komunikasi berupa gangguan artikulasi, keterlambatan perkembangan bahasa, serta kesulitan dalam interaksi sosial. Hambatan ini tidak hanya berdampak pada aspek linguistik, tetapi juga pada kesejahteraan psikososial anak dan orangtua. Penelitian ini bertujuan mengembangkan model intervensi dini berbasis kolaboratif yang mengintegrasikan peran orangtua, terapis wicara, dan tenaga medis sebagai ekosistem pendukung utama. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus tunggal dengan pendekatan kualitatif autoetnografi, di mana peneliti berperan sebagai orangtua dari anak dengan CLP sekaligus pelaku intervensi. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan refleksi naratif, kemudian dianalisis menggunakan teori Vygotsky tentang Zona Perkembangan Proksimal (ZPD) dan teori ekologi perkembangan anak Bronfenbrenner. Temuan penelitian menunjukkan bahwa intervensi dini berbasis kolaboratif mempercepat perkembangan komunikasi anak, meningkatkan kepercayaan diri orangtua, serta membangun sinergi yang konstruktif antar pemangku kepentingan. Integrasi penanganan medis, terapi wicara, dan keterlibatan orangtua terbukti penting dalam mengatasi hambatan komunikasi. Intervensi dini kolaboratif efektif dalam mendukung anak dengan CLP melalui kombinasi peran medis, terapeutik, dan orangtua. Penelitian ini merekomendasikan penguatan sistem dukungan lintas disiplin untuk mengoptimalkan perkembangan komunikasi dan kesejahteraan psikososial sejak usia dini.
Copyrights © 2025