Swamedikasi merupakan upaya masyarakat dalam menangani penyakit ringan secara mandiri dengan menggunakan obat bebas yang aman tanpa resep dokter. Faktor yang memengaruhi perilaku ini antara lain tingginya biaya pengobatan, kurangnya pengetahuan kesehatan, keterjangkauan obat, keterbatasan fasilitas medis, serta pengaruh lingkungan. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor yang berkontribusi terhadap perilaku swamedikasi gout arthritis dengan menggunakan tinjauan Theory of Planned Behaviour (TPB). Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Responden adalah masyarakat Kabupaten Ende yang melakukan swamedikasi gout arthritis. Variabel bebas terdiri dari konstruk TPB yaitu attitude (sikap), subjective norms (norma subjektif), dan perceived behaviour control, sedangkan variabel terikatnya adalah intention (niat). Instrumen penelitian berupa kuesioner yang disusun berdasarkan konstruk TPB dan diisi langsung oleh responden. Hasil penelitian terhadap 105 responden menunjukkan bahwa piroxicam (66,7%) merupakan obat yang paling banyak dibeli dibandingkan allopurinol dan natrium diklofenak. Sebagian besar responden melakukan pembelian obat 2–3 kali dalam sebulan (45,7%). Analisis hubungan menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara subjective norms dengan intention (p=0,030; p<0,05). Faktor yang paling berkontribusi terhadap perilaku swamedikasi adalah subjective norms, diikuti oleh perceived behaviour control.
Copyrights © 2025