Media sosial WhatsApp merupakan salah satu bentuk media baru yang berkembang saat ini. Media tersebut dimanfaatkan oleh individu maupun lembaga karena keefisienannya. Seperti lembaga kesehatan Sekawan’s TB Jember yang memanfaatkan WhatsApp sebagai alat konsultasi pasien TB, karena jarak geografis pasien dengan pendamping yang jauh dan sulit untuk ditempuh secara berkala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana media sosial WhatsApp diperankan sebagai alat komunikasi antara pendamping dan pasien TB, dengan harapan perubahan perilaku guna kesembuhan pasien. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara mendalam, serta dokumentasi Informan penelitian ini bersifat kelompok, yaitu empat pendampingan di mana setiap pendamping dua pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa WhatsApp menjadi media utama dalam pendampingan dan konsultasi pasien TB dengan pendamping. WhatsApp memiliki fitur dan fungsi yang efektif dan fleksibel untuk komunikasi, sehingga berpeluang besar dalam mencapai kesembuhan dan kepatuhan pasien TB. Dapat disimpulkan, bahwa media sosial berperan penting dalam menunjang keberhasilan proses pendampingan pasien TB. Komunikasi digital yang efisien dan adaptif dapat memperkuat kedekatan emosional untuk motivasi pasien dalam masa pengobatan.
Copyrights © 2024