Katarak didefinisikan sebagai kekeruhan lensa kristalina yang merupakan penyebab utama kebutaan. Patofisiologi katarak pada sindrom metabolik (MetS) dapat disebabkan oleh 3 patomekanisme, yaitu stres oksidatif, ketidakseimbangan osmotik, dan glikasi protein non-enzimatik. Pada penelitian ini, kami menyelidiki hubungan antara risiko katarak dengan komponen MetS pada populasi 3 desa di Kabupaten Malang. Penelitian ini merupakan penelitian berbasis populasi cross-sectional retrospektif. Penelitian ini merupakan studi populasi yang dilakukan di 3 desa di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, yaitu Desa Mendalanwangi, Sidorahayu, dan Cepokomuylo. Uji korelasi Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara MetS dengan kejadian katarak (data ordinal), sedangkan uji regresi logistik digunakan untuk mengetahui pengaruh yang paling dominan. Sebanyak 337 subjek dari 692 populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dimasukkan sebagai subjek penelitian. Uji variabel BMI menunjukkan nilai p=0,043 dengan OR=0,827. Uji variabel hipertensi menunjukkan nilai p=0,766 dengan OR=0,952. Hasil uji variabel GDP memiliki nilai p=0,294 dengan OR=0,798. Uji variabel HDL menunjukkan nilai p=0,613 dengan OR=1,092. Terakhir, uji variabel trigliserida menunjukkan nilai p sebesar 0,022 dengan OR sebesar 1,462. Terdapat hubungan yang signifikan antara BMI dan kadar trigliserida dengan kejadian katarak, dimana kadar trigliserida memiliki pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan BMI dalam meningkatkan kejadian katarak. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tekanan darah, kadar gula darah puasa, dan kadar kolesterol HDL dengan kejadian katarak.
Copyrights © 2025