Perkembangan era digital mendorong rumah sakit untuk beralih dari pengelolaan arsip rekam medis fisik ke sistem Rekam Medis Elektronik (RME). Namun, di RSIA Sitti Khadijah Gorontalo, penumpukan berkas rekam medis yang sudah tidak aktif masih terjadi akibat belum optimalnya pelaksanaan pemusnahan. Kondisi ini menimbulkan keterbatasan ruang penyimpanan, inefisiensi kerja, serta potensi gangguan keamanan dan kerahasiaan data pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prosedur pelaksanaan, kendala, dan kesiapan rumah sakit dalam optimalisasi pemusnahan berkas rekam medis pada era digitalisasi. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik purposive sampling terhadap lima informan, yang terdiri dari kepala instalasi rekam medis, petugas rekam medis, staf IT, dan manajemen. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi, lalu dianalisis secara tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun prosedur pemusnahan telah diatur melalui SOP, pelaksanaan belum maksimal karena keterbatasan sarana seperti mesin penghancur dokumen, kurangnya SDM khusus, dan minimnya pemahaman petugas terhadap regulasi retensi dan pemusnahan. Kesiapan digitalisasi sudah cukup baik dengan 90% data beralih ke RME, namun masih terdapat formulir manual yang digunakan. Disimpulkan bahwa optimalisasi pemusnahan memerlukan peningkatan fasilitas, penguatan kompetensi SDM, dan penegakan SOP secara konsisten untuk mendukung transformasi digital rumah sakit.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025