ASI yang berkualitas penting untuk tumbuh kembang bayi, namun sebagian ibu di Kecamatan Pamotan mengalami kendala produksi dan kualitas ASI, termasuk kadar glukosa. Ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus) dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produksi ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas pemberian ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus) terhadap kadar glukosa dalam ASI ibu menyusui di Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang. Metode Penelitian menggunakan metode Quasi Experiment, dengan melibatkan 30 responden yang dibagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol. Responden kelompok intervensi mendapat ekstrak daun katuk dua kali sehari selama 14 hari. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak mendapat ekstrak daun katuk dua kali sehari selama 14 hari. Kadar glukosa ASI diukur sebelum dan sesudah intervensi menggunakan glukometer. Kelompok kontrol dan intervensi diberikan kuesioner sebanyak 15 pertanyaan, format penjelasan, lembar informed consent, lembar asupan makanan serta keluhan selama mengonsumsi ekstrak daun katuk. Hasil Penelitian menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan ibu setelah diberikan edukasi tentang ekstrak daun katuk, dengan rata-rata skor pengetahuan kelompok kontrol pre test sebesar 49,93 dan post tetst sebesar 69,07, serta pada kelompok intervensi pre test sebesar 45,80 dan post test sebesar 73,07. Kadar glukosa ASI kelompok kontrol meningkat dari 37,67 mg/dl menjadi 44,80 mg/dl dan pada kelompok intervensi dari 39,00 mg/dl menjadi 58,53 mg/dl. Kesimpulan: Daun katuk meningkatkan kadar glukosa dan volume ASI, serta pengetahuan ibu tentang manfaatnya, sehingga berpotensi mendukung keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
Copyrights © 2025