Asam urat terbentuk sebagai produk akhir dari pemecahan purin di dalam tubuh. Proses metabolisme purin, yang merupakan bagian dari asam nukleat pada inti sel, dapat memicu akumulasi kristal di area sendi. Konsentrasi asam urat dapat diperiksa menggunakan perangkat Point Of Care Testing (POCT) maupun fotometer. Fokus penelitian ini adalah menilai apakah terdapat perbedaan hasil pemeriksaan asam urat dengan memakai metode POCT dan fotometer. Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan deskriptif komparatif dan rancangan cross-sectional. Responden penelitian adalah pasien yang memeriksakan kadar asam urat di Puskesmas Pakem, dengan jumlah sampel 58 orang berusia 45–75 tahun. Data hasil uji asam urat menggunakan Point Of Care Testing (POCT) dan fotometer dipaparkan secara deskriptif lalu diuji dengan Paired Sample T-Test. Pemeriksaan melalui POCT memperlihatkan rata-rata 5,631 mg/dL, nilai terendah 2,4 mg/dL, tertinggi 9,7 mg/dL, serta simpangan baku 1,670 mg/dL. Hasil pengukuran kadar asam urat melalui fotometer mencatat rata-rata 6,024 mg/dL, batas terendah 2,43 mg/dL, batas tertinggi 10,61 mg/dL, serta standar deviasi 1,706 mg/dL. Pengujian menggunakan Paired Sample T-Test memperoleh nilai p 0,060 lebih besar dari α 0,05, sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan nyata antara pemeriksaan dengan metode POCT dan fotometer. Kesimpulan penelitian menyatakan kedua metode, Point Of Care Testing (POCT) dan fotometer, memberikan hasil yang sebanding.
Copyrights © 2025