Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

KAJIAN FITOKIMIA DAN PROKSIMAT TEPUNG KULIT PISANG MUSA SAPIENTUM DAN UJI ORGANOLEPTIKNYA PADA DONAT Aryani, Titin; Mu'awanah, Isnin Aulia Ulfah; Widyantara, Aji Bagus
GIZI INDONESIA Vol 43, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.006 KB) | DOI: 10.36457/gizindo.v43i1.285

Abstract

All types of banana peel can be processed into flour. This study aims to conduct phytochemical and proximate studies of Musa sapientum banana peel flour and its organoleptic test on donuts. The research is quantitative. Phytochemical and proximate profiles were obtained from the results of laboratory tests, while the organoleptic profile of banana skin flour in making donuts was obtained from the results of donut acceptance tests on 60 panelists. The phytochemical profiles examined were antioxidant activity, anthocyanin and carotene levels. The organoleptic profile of Musa sapientum banana peel flour in making donuts examined was taste, color, texture, and aroma. Proximate profiles examined were water, ash, fat, protein, carbohydrate, fiber and yield content. The results showed that the antioxidant activity of Musa sapientum banana peel flour was 61.26 percent, anthocyanin levels 15.62 mg/100g, carotene 136.61 ppm, water content 6.92, ash content 1.89 percent, fat content 2.82 percent, protein content 5.31 percent, carbohydrate content 73.98 percent, fiber content 40.58 percent and yield 40.05 percent. Organoleptic profile of Musa sapientum donut banana flour with 25 percent of banana peel flour substituent on a scale of 1-5, taste parameters obtained values of 4.37, color 3.36, texture 3.54, aroma 3.68. The conclusion of the research is donuts made from Musa sapientum banana peel flour with 25 percent substituents of banana peel flour having a relatively good phytochemicals, proximate and organoleptic profile on donuts.
Analisis Kontrol Kualitas Ureum dan Kreatinin Menggunakan Grafik Levey-Jennings dan Sigma Metrik Al-azizah, Daffa Aulia; Widyantara, Aji Bagus; Ulfah Mua’wanah, Isnin Aulia
Jurnal Analis Kesehatan Vol. 12 No. 2 (2023): Jurnal Analis Kesehatan
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v12i2.4229

Abstract

Kontrol kualitas merupakan sebuah prosedur yang dilakukan untuk mengevaluasi proses pemeriksaan laboratorium guna memastikan sistem manajemen mutu berjalan dengan baik sehingga hasil yang dikeluarkan dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui akurasi, presisi, evaluasi grafik levey-jennings, dan sigma metrik terhadap pemeriksaan ureum dan kreatinin. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penilitian ini menggunakan data sekunder di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Data yang digunakan adalah data kontrol harian pemeriksaan ureum dan kreatinin pada bulan Oktober-Desember 2022. Hasil penelitian didapatkan nilai akurasi baik karena masih dibawah batas nilai maksimum ±10% begitu juga dengan nilai presisi yang menunjukan hasil baik karena tidak ditemukan nilai yang melewati CV% maksimum ureum 8% dan CV% maksimum kreatinin 6%. Evaluasi grafik levey-jennings dengan aturan westgard ditemukan beberapa pelanggaran serta peringatan di bulan Oktober-Desember untuk pemeriksaan ureum dan di bulan November untuk pemeriksaan kreatinin. Sigma metrik pada pemeriksaan ureum memiliki nilai buruk dan baik yaitu dari bulan Oktober-Desember 2022 berturut-turut adalah 2,54; 3,34; 4,14. Pemeriksaan kreatinin memiliki nilai sigma kelas dunia yaitu dari bulan Oktober-Desember 2022 berturut-turut adalah 8,6; 8,4; 16,13. Berdasarkan penelitian dibutuhkan peningkatan dan perbaikan strategi kontrol kualitas khususnya pada parameter pemeriksaan ureum.
Nilai Tumor Marker CA 15-3 dan Kadar Leukosit Pada Penderita Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi Jahidin, Wiwin; Irfani, Farida Noor; Widyantara, Aji Bagus
Jurnal Analis Kesehatan Vol. 13 No. 1 (2024): Jurnal Analis Kesehatan
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v13i1.4525

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati penggunaan CA 15-3 sebagai penanda tumor dalam memantau efektivitas pengobatan pada penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Data penelitian berupa data sekunder diperoleh 46 penderita yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh sampel (100%) adalah perempuan, dengan 9 orang (19,6%) berusia dewasa, 26 orang (56,5%) pra-lansia, dan 11 orang (23,9%) lansia. Sebanyak 15 orang (32,6%) tidak memiliki riwayat keganasan kanker payudara dalam keluarga, sementara 31 orang (67,4%) memiliki riwayat  keganasan kanker payudara dalam keluarga. Hasil pemeriksaan CA 15-3 menunjukkan bahwa 40 orang (87%) memiliki nilai di bawah 25 U/mL, sedangkan 6 orang (13%) memiliki nilai di atas 25 U/mL. Sementara itu, dalam hal kadar leukosit, 36 orang (76,1%) mengalami leukopenia, 10 orang (21,7%) memiliki kadar normal, dan 1 orang (2,2%) mengalami peningkatan kadar. Uji chi-square untuk kedua parameter menunjukkan nilai p value masing-masing 0,858 dan 0,919 (p < 0,05), menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan hasil pemeriksaan CA 15-3 dan leukosit pada penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi.
PENGAWASAN MUTU PEMERIKSAAN HDL DAN LDL SERUM KONTROL SETELAH PENYIMPANAN SUHU RUANG Nisa Ramadani, Qoiriyah; Aryani, Titin; Widyantara, Aji Bagus
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i3.33148

Abstract

Situsi di laboratorium yang tidak dapat dipungkiri seperti tidak meletakkan reagen ke dalam tempat yang seharusnya dalam waktu lama, pemadaman listrik, lemari es yang rusak dan tidak terkalibrasi sehingga menyebabkan serum kontrol komersial disimpan pada suhu yang tidak sesuai. Kestabilan bahan kontrol menurut pedoman praktik laboratorium yaitu disimpan selama 6 jam pada suhu 20-25°C. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kadar HDL dan LDL pada serum kontrol komersial yang disimpan diluar batas normal. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain quisi eksperimental dan pendekatan cross sectional. Hasil yang diperoleh  parameter HDL pada perbedaan signifikansi dan selisih dengan uji T-test independen yang disimpan selama 0 dan 7 jam didapatkan nilai sebesar 2,28% dengan p= 0,002  dan pada parameter LDL didapat perbedaan selisih  sebesar 1,69% dengan p= 0,009 yang menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan.Terdapat nilai akurasi pada pemeriksaan LDL pada 0 dan 7 jam didapatkan nilai bias -0,26% dan -1,95% dan pada pemeriksaan HDL didapatkan nilai bias 1,39%, dan -0,92% yang memenuhi batas keberterimaan yaitu ±10%. Presisi yang diperoleh dari pemeriksaan LDL pada 0 dan 7 jam yaitu 1,84 dan 2,96 dan pada pemeriksaan HDL di dapatkan nilai 2,4 dan 2,96 sehingga tidak ada yang melewati batas maksimum CV% yaitu 5%.  Diperoleh hasil grafik levey- Jennings pada parameter HDL dan LDL pada perlakuan 7 jam terdapat kontrol yang menyalahi aturan westgard yaitu 12S dan 13S. Berdasarkan hasil terserbut dapat disimpulkan bahwa serum kontrol yang disimpan selama 7 jam dapat menyebabkan kesalahan acak.
GAMBARAN POLA KEPEKAAN ANTIBIOTIK BAKTERI KLEBSIELLA PNEUMONIAE PENGHASIL EXTENDED SPECTRUM BETA LAKTAMASE DI ICU RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Cinta Rahma, Putri; Widyantara, Aji Bagus; Nailufar, Yuyun
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i3.33216

Abstract

Infeksi Klebsiealla pneumoniae penghasil ESBL bisa menjadi biaya pengobatan bertambah, pasien menjadi lebih lama dirumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi, karakteristik berdasarkan usia, jenis kelamin, jenis spesimen dan pola kepekaan terhadap antibiotik Klebsiealla pneumoniae penghasil ESBL di ICU. Metode: Penelitian deskriptif analitik dengan pengambilan data sekunder dari hasil data rekam medik pasien terinfeksi bakteri Klebsiella pneumoniae penghasil ESBL di ruang ICU Rumah Sakit PKU Muhamadiyah Yogyakarta bulan Januari 2023 – Desember 2023. Sampel pada penelitian yaitu menggunakan sampel urin kateter, darah, sputum, bekas luka yang memenuhi kriteria inklusi. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif non experiment dengan jenis deskriptif observasional menyajikan hasil apa adanya. Hasil: Prevalensi pasien indetifikasi Klebsiella pneumoniae penghasil ESBL positif sebesar 80,95%. Berdasarkan usia, Klebsiella pneumoniae penghasil ESBL paling banyak pada lansia 64,7%. Berdasarkan jenis kelamin paling banyak pada perempuan 55,88. Jenis spesimen, Klebsiella pneumoniae penghasil ESBL paling banyak didapatkan pada spuntum 64,705%. Berdasarkan pola kepekaan terhadap antibiotik bakteri Klebsiella pneumoniae penghasil ESBL didapatkan sensitivitas paling banyak pada amikasin 100%, ertapenem 58,82%, meropenem 82,35%, tigecylin 70,58%. resisten terhadap ampisillin 100, ampisillin/sulbaktam 79,41, amokisillin 100%, aztreonam 82,35 ceftazidime 76,47%, trimethoprim/sulfa 67,65%, cefepime 64,71%, ceftriaxone 100%, cefotaxime 100%, siproflokacin 82,35. Kesimpulan: Antibiotik yang sensitivitas yaitu amikasin, ertapenem, meropenem, tigecylin. Sedangkan antibiotik yang resistensi ampisillin, ampisillin/sulbaktam, amokisillin, aztreonam, ceftazidime, trimethoprim/sulfa cefepime ceftriaxone, cefotaxime, siproflokasin.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT PISANG RAJA (MUSA PARADISIACA LINN.) TERHADAP BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA DAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS Hoerunnisa, Riski; Widyantara, Aji Bagus; Ulfah Mu'awanah, Isnin Aulia
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.33844

Abstract

Infeksi Saluran Kemih (ISK) dapat disebabkan oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Kulit pisang raja (Musa paradisiaca Linn) mengandung senyawa antibakteri seperti flavonoid, saponin dan tannin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas antibakteri dan konsentrasi efektif ekstrak kulit pisang raja terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Ekstrak diperoleh melalui metode maserasi menggunakan etanol 96% dan diuji menggunakan metode difusi cakram. Data diameter zona bening yang diperoleh dianalisis dengan uji normalitas, uji homogenitas dan uji OneWay ANOVA. Rata-rata diameter zona bening hasil uji aktivitas antibakteri Pseudomonas aeruginosa untuk konsentrasi ekstrak 25% adalah 7,4 mm, 50% adalah 7,4 mm, dan 75% 9mm, sedangkan untuk bakteri Staphylococcus aureus untuk konsentrasi 25% adalah 9mm, 50% adalah 11,2 mm dan 75% adalah 12,6mm. Konsentrasi efektif ekstrak kulit pisang raja yaitu 75% yang ditunjukan dengan diameter zona bening. Hasil uji statistik menunjukan bahwa dari ketiga konsentrasi berbeda secara signifikan ditunjukan dengan nilai signifikansi (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak kulit pisang raja memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, dan konsentrasi efektifnya ekstrak kulit pisang raja adalah 75%.
GAMBARAN KULTUR BAKTERI DAN TERAPI ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT INAP DEMAM TIFOID DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA YOGYAKARTA Mulyani, Neni; Novalina, Dhiah; Widyantara, Aji Bagus
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.34181

Abstract

Demam tifoid ialah infeks sistemik yang diakibatkan oleh bakteri Salmonella thypi. Penularannya dengan konsumsi makanan atau minuman dimana terkontaminasi bakteri Salmonella thypi. Pemeriksaan diagnosis demam tifoid antara lain pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan tubex dan pemeriksaan kultur darah. Kultur darah ialah baku emas untuk menegakkan diagnosis demam tifoid. Terkendalinya pemilihan antibiotik bisa  mencegah resistensi antibiotik, menurunkan jumlah penggunaan antibiotik, mengurangi lamanya pengobatan dan menurunkan biaya perawatan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui gambaran kultur bakteri serta  terapi antibiotik pada pasien rawat inap demam tifoid di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta. Metode penelitian yang dimanfaatkan ialah deskriptif observasional memanfaatkan data sekunder yang diambil secara cross-sectional di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta pada bulan Juli-Desember 2023. Hasil penelitian diperoleh 30 pasien yang sesuai dengan kriteria inklusi, demam tifoid lebih banyak terjadi pada perempuan (70%), pasien paling banyak ditemukan adalah anak-anak dan remaja, hanya 5 dari 30 pasien yang melakukan kultur darah, 5 pasien yang melakukan pemeriksaan kultur darah tidak ditemukan bakteri/jamur hingga hari ke-5 inkubasi dan ceftriaxone merupakann antibiotik dimana paling banyak dimanfaatkan dalam terapi antibiotik pada pasien demam tifoid.
IDENTIFIKASI BAKTERI COLIFORM DAN ESCHERICHIA COLI PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG KECAMATAN MANTRIJERON Tri Wardani, khusny; Widyantara, Aji Bagus; Astuti, Tri Dyah
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.34273

Abstract

Setiap air yang memenuhi standar kualitas untuk konsumsi manusia, baik yang sudah dikelola ataupun yang belum diolah dianggap sebagai air minum. Semua zat yang dibutuhkan dalam kesehatan seharusnya tidak terkandung kontaminan fisik, kimia, radioaktif, atau mikrobiologis. Industri air isi ulang dan air dalam kemasan banyak ditemui dikarenakan adanya dorongan mengenai kebutuhan air layak konsumsi pada masyarakat semakin meningkat. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa faktor pengolahan dan sanitasi mempengaruhi tingkat kontaminasi Coliform dan Escherichia coli pada depot air minum isi ulang. Penelitian berorientasi dalam mendeteksi keberadaan bakteri Coliform dan Escherichia coli di Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Mantrijeron. Pada studi ini menggunakan desain potong lintang dengan data deskriptif dan teknik purposive sampling, sehingga didapatkan 7sampel. Pemeriksaan Coliform dan Escherichia coli metode membrane filter dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Kota Yogyakarta. 1 dari 7 sampel dinyatakan tercemar bakteri Coliform dan tidak ditemukannya bakteri Escherichia coli pada tujuh sampel air minum. Sampel yang mengandung bakteri Coliform tersebut sebesar 29 CFU/100 ml. Pada Depot Air Minum Isi Ulang Kecamatan Mantrijeron, didapatkan satu dari tujuh sampel air minum yang diuji menggunakan metode membrane filter dinyatakan tercemar bakteri Coliform, sedangkan seluruh sampel negatif mengandung bakteri Escherichia coli.
EFEKTIVITAS BUAH DELIMA SEBAGAI ALTERNATIF SAFRANIN PADA PEWARNAAN GRAM NEGATIF SALMONELLA SP. Nurmailah, Fenti; Ulfah Mu'awanah, Isnin Aulia; Widyantara, Aji Bagus
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.35981

Abstract

Pewarnaan gram merupakan teknik untuk membedakan antara bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri tersebut memiliki perbedaan pada susunan peptidoglikan pada struktur dinding selnya. Bakteri gram positif akan memberikan hasil akhir berwarna ungu. Bakteri gram negatif akan memberikan hasil akhir yaitu warna merah, hal ini disebabkan karena saat pemberian larutan pemudar zat warna utama akan hilang sehingga diperlukan zat warna penutup yaitu safranin. Safranin memiliki kelebihan yaitu efisien dan menghasilkan warna yang stabil. Namun safranin memiliki kelemahan yaitu harga yang relatih mahal dan memiliki sifat karsinogenik. Antosianin adalah pigmen yang memberikan warna merah pada buah delima, sehingga dapat digunakan sebagai alternatif zat warna penutup safranin pada pengecatan gram bakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi buah delima sebagai alternatif pengganti safranin dalam pewarnaan gram negatif bakteri Salmonella sp. Penelitian ini merupakan eksperimental, dengan mengetahui kemampuan dari pewarnaan menggunakan air perasan buah delima yang didapatkan dengan menghaluskan buah delima lalu diperas diambil airnya dan dibuat variasi konsentrasi 100%, 90%, 80%, 70%, dan 60% dengan penambahan etanol sebagai pelarutnya. Data pada penelitian ini didapat dari observasi dengan melihat dibawah mikroskop hasil pewarnaan gram menggunakan perasan buah delima yang dibandingkan dengan kontrol safranin. Preparat bakteri Salmonella Sp. tidak terwarnai dengan air perasan buah delima di semua konsentrasi. Dapat disimpulkan bahwa buah delima dengan pengambilan secara perasan tidak efektif digunakan sebagai pengganti safranin pada pengecatan gram bakteri.
Kualitas Air Sumur Gali Berdasarkan Parameter Bakteriologis Di Kabupaten Bantul Rahmasari, Nely; Novalina, Dhiah; Widyantara, Aji Bagus
Journal Transformation of Mandalika, e-ISSN: 2745-5882, p-ISSN: 2962-2956 Vol. 4 No. 8 (2023): Agustus
Publisher : Institut Penelitian dan Pengembangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jtm.v4i8.2001

Abstract

Sumur gali adalah salah satu sumber air bersih yang paling umum di daerah pedesaan karena mudah dibangun dan dirawat. Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dari permukaan tanah. Oleh karena itu, sumur gali sangat mudah terkontaminasi melalui rembesan. Pemeriksaan kualitas air sumur gali dapat dilakukan dengan uji hitung jumlah bakteri dengan metode Most Probable Number (MPN). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas bakteriologis air sumur gali di Kabupaten Bantul. Metode yang digunakan yaitu pengambilan data sekunder dari Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Bantul. Teknik penelitian ini menggunakan sampling purposive. Analisis data menggunakan deskriptif. Terdapat 133 sumur gali di Puskesmas Pandak I kualitas air sumur galinya menunjukan bahwa 51 sumur gali (38,34%) memenuhi syarat dengan total Coliform < 50/100mL dan 82 sumur gali (61,66%) tidak memenuhi syarat dengan total Coliform ˃50/100 mL. Desa Wijirejo dengan sumur gali yang memenuhi syarat 25 sumur gali (49,01%) dan tidak memenuhi syarat 26 sumur gali (50,99%) dan desa Gilangharjo dengan sumur gali yang memenuhi syarat 27 sumur gali (32,92%) dan tidak memenuhi syarat 55 sumur gali (67,08%). Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul diharapkan memberikan perhatian dan kerjasama dengan instansi terkait dalam upaya perbaikan kondisi fisik sumur gali, sehingga dapat tersedianya kondisi fisik sumur gali dengan kualitas dan kuantitas yang memenuhi syarat kesehatan.