Penelitian ini menganalisis strategi komunikasi pemasaran berbasis Integrated Marketing Communication (IMC) di Museum Geologi Bandung, dengan fokus pada isu-isu pokok seperti efektivitas promosi digital, keterbatasan anggaran, rendahnya literasi Masyarakat, dan hambatan regulasi pemerintah. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi penerapan IMC dalam meningkatkan kunjungan dan kesadaran Masyarakat terhadap museum sebagai destinasi edukasi. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus, melalui wawancara mendalam dengan staf pemasaran dan pengunjung, observasi, serta analisis dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan tiga strategi utama: (1) segmentasi pasar (demografis, geografis, psikografis, perilaku) dengan target pelajar, mahasiswa, dan wisatawan, (2) brand storytelling via media sosial dan website, serta (3) personalisasi melalui virtual tour dan kolaborasi dengan institusi pendidikan. Museum juga mengimplementasikan elemen IMC seperti iklan digital (Instagram, Tiktok), public relations (survey kepuasan), event marketing (Day & Night at the Museum), dan mobile marketing (WhatsaApp). Kendala utama meliputi anggaran terbatas dan regulasi promosi. Rekomendasi mencakup kolaborasi influencer, pemanfaatan teknologi (augmented reality), dan penguatan direct marketing.
Copyrights © 2019