Beton High Performance Concrete digunakan dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dengan masa layan 100 tahun. High Performance Concrete memiliki karakteristik khusus, antara lain lebih kedap / tahan rembesan / tahan serangan kimia; memiliki nilai faktor air semen yang rendah; kemudahan dalam pencampuran, pengiriman, pengecoran, pemadatan dan finishing, tanpa terjadi keenceran (bleeding) dan pemisahan butiran (segregasi); kekuatan tekan beton di awal lebih tinggi; tidak mudah susut plastis; mengurangi biaya pemeliharaan; estetika lebih bagus.Syarat agregat halus dalam High Performance Concrete harus memenuhi standar Tiongkok TB 3275-2011 Concrete for Railway Engineering (Beton untuk Teknik Perkeretaapian) antara lain: berasal dari pasir sungai dengan gradasi yang layak, permukaan yang keras (solid), penyerapan (absorpsi) yang rendah dan padat. Agregat halus boleh berasal dari pasir buatan (artificial sand) yang diproduksi dengan peralatan khusus. Pasir laut tidak diijinkan. Hasil uji yang didasarkan pada metodologi di GB/T 14684-2011 tentang Sand for Construction (Pasir Konstruksi) menunjukkan bahwa pasir dari sungai Kapuas di daerah Tayan–Kalimantan Barat adalah satu-satunya yang memenuhi syarat mutu pasir untuk beton High Performance Concrete di proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, namun memiliki kelemahan, seperti jarak pengiriman jauhdan deposit tambang yang terbatas. Wika pernah mencoba pengujian pasir buatan Cimalaka dijadikan kandidat alternatif, meskipun penggunaan pasir vulkanik tidak disarankan karena kandungan pengotor dalam mineral vulkanik dan kurangnya konsistensi mutu.Disarankan adanya tinjauan lebih lanjut untuk menemukan sumber agregat halus untuk produksi High Performance Concrete,serta peninjauan ulang standar Tiongkok untuk penyesuaian kondisi material alam di Indonesia.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024