Ikan hidup komoditas ekspor yang menjadi primadona pasar ASEAN yaitu nener dan benih kerapu, sehingga Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali berencana menjajaki perluasan ekspor benih ikan bandeng hidup atau nener ke sejumlah negara karena kapasitas produksi yang besar untuk memenuhi permintaan pasar internasional. Perluasan ekspor benih ikan bandeng atau nener didasari oleh kapasitas produksi nener yang besar, namun permintaan domestik belum mampu menyerapnya secara keseluruhan. Penelitian ini perlu untuk dilakukan dengan tujuan yaitu untuk menganalisis perkembangan ekspor subsektor perikanan nener bandeng di Indonesia dan distribusinya di pasar Asia. Data volume ekspor merupakan data gabungan yang diperoleh dari BKIPM Denpasar, BKIPM Jakarta I, BKIPM Surabaya I, BKIPM Tarakan, BKIPM Batam yang melalulintaskan nener bandeng selama time series lima tahun (2019-2023). Pengumpulan data sekunder dilakukan pada bulan April 2024, dianalisis menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Ekspor nener Indonesia telah menembus tiga belas negara tujuan, dengan Filipina sebagai pasar utamanya. Ekspor nener dalam kurun waktu lima tahun terakhir mencapai rata-rata 3,6 miliar ekor per tahun. Provinsi Bali merupakan sentra produksi nener bandeng Indonesia dengan total ekspor tahunannya mencapai angka milyaran ekor. Produksi harian nener di Bali mencapai 10, 2-12 juta ekor nener per hari, yang berasal dari hatchery skala kecil sebanyak 4.500 unit dan hatchery skala besar sebanyak 176 unit. Keperluan nener untuk budidaya ikan bandeng terus mengalami peningkatan, sehingga sektor ini masih memiliki prospek yang besar. Pengembangan hatchery nener di berbagai wilayah di Indonesia merupakan langkah strategis untuk meningkatkan produksi perikanan, mengurangi kemiskinan, dan menjaga kelestarian sumber daya laut.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025