Bahasa Mandarin sering kali bergantung pada kata hubung untuk membentuk kata, frasa, atau kalimat. Namun, para siswa Indonesia sering merasa kesulitan dalam menggunakan konjungsi, terutama konjungsi pertentangan. Oleh karena itu, penelitian ini menganalisis kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Bahasa Mandarin Universitas Kristen Petra dalam menggunakan konjungsi pertentangan “但是dànshì, 可是kěshì, dan 不过búguò melalui penyebaran kuesioner. Melalui analisis data kuesioner, ditemukan bahwa para mahasiswa sering melakukan kesalahan dalam hal kolokasi kata, serta saat menggunakan “但是dànshì” untuk menghubungkan dua unsur. Dalam bagian “可是kěshì”, mahasiswa kadang-kadang melakukan kesalahan saat menggunakannya secara tunggal, dalam kolokasi, serta ketika “可是kěshì” digunakan untuk menyatakan penyesalan. Sementara itu, dalam penggunaan “不过búguò”, mahasiswa juga menunjukkan kesalahan dalam kolokasi dan saat menggunakannya untuk menambahkan informasi tambahan. Penyebab dari kesalahan-kesalahan ini meliputi: pengaruh negatif dari bahasa ibu, kurangnya kesadaran terhadap kolokasi, serta faktor internal dari pembelajar itu sendiri. Selain itu, penelitian ini juga memberikan saran yang relevan bagi pengajar dan pembelajar. Diharapkan saran-saran ini dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi penyusunan materi ajar, perbaikan strategi pembelajaran, dan peningkatan efektivitas pengajaran.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025