Steffi Thanissa Halim
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pemikiran Konfusius yang Terefleksi dalam Pengajaran Para Guru CHHS 中中华语补习学校汉语老师教学实践中反映的孔子思想 Halim, Steffi Thanissa; Christiana, Elisa; Wijaya, Liejanto
Century Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Century

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.64 KB)

Abstract

Pembelajaran sebuah bahasa tidak lepas dari budaya yang melatarbelakanginya, termasuk pengajaran bahasa Tionghoa yang juga tidak terpisahkan dari budaya Tionghoa, yang sangat terpengaruh oleh nilai-nilai Konfusius, seorang pemikir dan pendidik teragung pada masa Tiongkok kuno. Saat ini, di Surabaya sudah ada berbagai macam lembaga kursus bahasa Tionghoa, baik yang besar maupun kecil. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif, mewawancarai enam orang guru pengajar bahasa Tionghoa di Lembaga Kursus Bahasa Tionghoa CHHS yang merupakan salah satu lembaga kursus bahasa Tionghoa terbesar di Surabaya, dan menganalisis nilai-nilai pendidikan Konfusius yang terefleksi dalam proses belajar mengajar mereka. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa keenam narasumber telah secara tanpa sadar menerapkan nilai-nilai ini, antara lain: pendidikan untuk semua kalangan (Yǒu jiào wú lèi有教无类), mengajar sesuai latar belakang dan kemampuan murid (Yīn cái shī jiào因材施教), menghormati guru dan mencintai murid (Zūn shī ài shēng 尊师爱生) dan menjadikannya sebagai prinsip yang terutama dan mendasar dalam pengajaran mereka.
Pemikiran Konfusius yang Terefleksi dalam Pengajaran Para Guru CHHS 中中华语补习学校汉语老师教学实践中反映的孔子思想 Halim, Steffi Thanissa; Christiana, Elisa; Wijaya, Liejanto
Century Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Century

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.64 KB)

Abstract

Pembelajaran sebuah bahasa tidak lepas dari budaya yang melatarbelakanginya, termasuk pengajaran bahasa Tionghoa yang juga tidak terpisahkan dari budaya Tionghoa, yang sangat terpengaruh oleh nilai-nilai Konfusius, seorang pemikir dan pendidik teragung pada masa Tiongkok kuno. Saat ini, di Surabaya sudah ada berbagai macam lembaga kursus bahasa Tionghoa, baik yang besar maupun kecil. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif, mewawancarai enam orang guru pengajar bahasa Tionghoa di Lembaga Kursus Bahasa Tionghoa CHHS yang merupakan salah satu lembaga kursus bahasa Tionghoa terbesar di Surabaya, dan menganalisis nilai-nilai pendidikan Konfusius yang terefleksi dalam proses belajar mengajar mereka. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa keenam narasumber telah secara tanpa sadar menerapkan nilai-nilai ini, antara lain: pendidikan untuk semua kalangan (Yǒu jiào wú lèi有教无类), mengajar sesuai latar belakang dan kemampuan murid (Yīn cái shī jiào因材施教), menghormati guru dan mencintai murid (Zūn shī ài shēng 尊师爱生) dan menjadikannya sebagai prinsip yang terutama dan mendasar dalam pengajaran mereka.
Pemikiran Konfusius yang Terefleksi dalam Pengajaran Para Guru CHHS 中中华语补习学校汉语老师教学实践中反映的孔子思想 Steffi Thanissa Halim; Elisa Christiana; Liejanto Wijaya
Century: Journal of Chinese Language, Literature and Culture Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Institute of Research and Community Outreach Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.64 KB) | DOI: 10.9744/century.2.1.44-58

Abstract

Pembelajaran sebuah bahasa tidak lepas dari budaya yang melatarbelakanginya, termasuk pengajaran bahasa Tionghoa yang juga tidak terpisahkan dari budaya Tionghoa, yang sangat terpengaruh oleh nilai-nilai Konfusius, seorang pemikir dan pendidik teragung pada masa Tiongkok kuno. Saat ini, di Surabaya sudah ada berbagai macam lembaga kursus bahasa Tionghoa, baik yang besar maupun kecil. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif, mewawancarai enam orang guru pengajar bahasa Tionghoa di Lembaga Kursus Bahasa Tionghoa CHHS yang merupakan salah satu lembaga kursus bahasa Tionghoa terbesar di Surabaya, dan menganalisis nilai-nilai pendidikan Konfusius yang terefleksi dalam proses belajar mengajar mereka. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa keenam narasumber telah secara tanpa sadar menerapkan nilai-nilai ini, antara lain: pendidikan untuk semua kalangan (Yǒu jiào wú lèi有教无类), mengajar sesuai latar belakang dan kemampuan murid (Yīn cái shī jiào因材施教), menghormati guru dan mencintai murid (Zūn shī ài shēng 尊师爱生) dan menjadikannya sebagai prinsip yang terutama dan mendasar dalam pengajaran mereka.
Pemikiran Konfusius yang Terefleksi dalam Pengajaran Para Guru CHHS 中中华语补习学校汉语老师教学实践中反映的孔子思想 Steffi Thanissa Halim; Elisa Christiana; Liejanto Wijaya
Century: Journal of Chinese Language, Literature and Culture Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Institute of Research and Community Outreach Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.64 KB) | DOI: 10.9744/century.2.1.44-58

Abstract

Pembelajaran sebuah bahasa tidak lepas dari budaya yang melatarbelakanginya, termasuk pengajaran bahasa Tionghoa yang juga tidak terpisahkan dari budaya Tionghoa, yang sangat terpengaruh oleh nilai-nilai Konfusius, seorang pemikir dan pendidik teragung pada masa Tiongkok kuno. Saat ini, di Surabaya sudah ada berbagai macam lembaga kursus bahasa Tionghoa, baik yang besar maupun kecil. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif, mewawancarai enam orang guru pengajar bahasa Tionghoa di Lembaga Kursus Bahasa Tionghoa CHHS yang merupakan salah satu lembaga kursus bahasa Tionghoa terbesar di Surabaya, dan menganalisis nilai-nilai pendidikan Konfusius yang terefleksi dalam proses belajar mengajar mereka. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa keenam narasumber telah secara tanpa sadar menerapkan nilai-nilai ini, antara lain: pendidikan untuk semua kalangan (Yǒu jiào wú lèi有教无类), mengajar sesuai latar belakang dan kemampuan murid (Yīn cái shī jiào因材施教), menghormati guru dan mencintai murid (Zūn shī ài shēng 尊师爱生) dan menjadikannya sebagai prinsip yang terutama dan mendasar dalam pengajaran mereka.
Parenting at three generations of Oei Family in “Oei Hui Lan” biography Halim, Steffi Thanissa; Ardiyanto, Grace Febriana
LITE: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Vol. 20 No. 1 (2024): March
Publisher : Universitas Dian Nuswantoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/lite.v20i1.10328

Abstract

Oei Hui Lan family was the richest family in Southeast Asia until 20th century, and belongs to the Chinese elite group, so they also have good connection with the western people which made Oei family’s parenting style different from other ordinary Chinese Indonesian families at their time. This makes the author interested in researching parenting styles in three generations of Oei family. The author uses library research method, namely the content analysis method to analyze the data. The data is taken from "Oei Hui Lan: Kisah Putri Sang Raja Gula dari Semarang" by Agnes Davonar. The results of the analysis are parenting style in the first generation is mostly the same as the traditional Chinese parenting style. In the second and third generations are starting to be influenced by western family parenting style. Also, the use of western parenting style from the first to the third generation is found increasing.
Strategi Pengajaran Guru Bahasa Mandarin terhadap Anak ADHD yang Mempelajari Bahasa Mandarin Harsoyo, Josephine Angelina; Halim, Steffi Thanissa
Century: Journal of Chinese Language, Literature and Culture Vol. 13 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Kristen Petra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/century.13.1.11-27

Abstract

Anak ADHD merupakan anak berkebutuhan khusus yang tidak bisa duduk diam, susah fokus dan suka mencari perhatian. Karenanya, mereka menemukan banyak kesulitan ketika belajar bahasa, terutama bahasa Mandarin. Bahasa Mandarin merupakan bahasa yang memiliki aksara dan nada yang berbeda dengan bahasa lainnya, sehingga memerlukan fokus dan daya ingat yang kuat untuk mempelajarinya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana strategi guru bahasa Mandarin mengajar siswa ADHD yang mempelajari bahasa Mandarin. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk meneliti proses kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa. Subjek penelitian ini adalah seorang guru bahasa Mandarin di kursus bahasa Mandarin Lianhe dan seorang siswa ADHD berusia 9 tahun yang telah menjalani terapi selama 5 tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa guru tersebut menggunakan pengalamannya dalam strategi mengajar bahasa Mandarin yang dipadukan dengan strategi mengajar siswa ADHD. Untuk meningkatkan keterampilan berbicara, guru mendorong siswa agar lebih banyak berbicara dengan menggunakan bahasa Mandarin dan memperbaiki kesalahan yang muncul. Ketika kelas, guru menjelaskan materi dengan selalu menjaga kontak mata dengan siswa. Guru juga menggunakan gambar, video, dan barang nyata untuk mengajar siswa ADHD. Ketika siswa ADHD tidak fokus mendengarkan, guru menggunakan permainan untuk menarik perhatiannya. Kata kunci: ADHD, Belajar bahasa Mandarin, Guru bahasa Mandarin, Strategi Mengajar
Analisis Kesalahan Dalam Penggunaan “Danshi” “Keshi” “Buguo” oleh Pembelajar Bahasa Mandarin di Indonesia Serta Strategi Pengajarannya Yenadiputri, Eugenes; Halim, Steffi Thanissa
Century: Journal of Chinese Language, Literature and Culture Vol. 13 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Kristen Petra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/century.13.2.131-144

Abstract

Bahasa Mandarin sering kali bergantung pada kata hubung untuk membentuk kata, frasa, atau kalimat. Namun, para siswa Indonesia sering merasa kesulitan dalam menggunakan konjungsi, terutama konjungsi pertentangan. Oleh karena itu, penelitian ini menganalisis kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Bahasa Mandarin Universitas Kristen Petra dalam menggunakan konjungsi pertentangan “但是dànshì, 可是kěshì, dan 不过búguò melalui penyebaran kuesioner. Melalui analisis data kuesioner, ditemukan bahwa para mahasiswa sering melakukan kesalahan dalam hal kolokasi kata, serta saat menggunakan “但是dànshì” untuk menghubungkan dua unsur. Dalam bagian “可是kěshì”, mahasiswa kadang-kadang melakukan kesalahan saat menggunakannya secara tunggal, dalam kolokasi, serta ketika “可是kěshì” digunakan untuk menyatakan penyesalan. Sementara itu, dalam penggunaan “不过búguò”, mahasiswa juga menunjukkan kesalahan dalam kolokasi dan saat menggunakannya untuk menambahkan informasi tambahan. Penyebab dari kesalahan-kesalahan ini meliputi: pengaruh negatif dari bahasa ibu, kurangnya kesadaran terhadap kolokasi, serta faktor internal dari pembelajar itu sendiri. Selain itu, penelitian ini juga memberikan saran yang relevan bagi pengajar dan pembelajar. Diharapkan saran-saran ini dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi penyusunan materi ajar, perbaikan strategi pembelajaran, dan peningkatan efektivitas pengajaran.