Latar Belakang. Anak-anak pekerja migran Indonesia di Malaysia, terutama yang tinggal di kawasan pemukiman informal, menghadapi tantangan besar dalam mengakses layanan dasar seperti pendidikan, sanitasi, dan kesehatan reproduksi. Banyak dari mereka berstatus tidak berkewarganegaraan (stateless), sehingga tidak memiliki akses resmi ke sekolah atau fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, beberapa permasalahan yang dihadapi antara lain : minimnya fasilitas sanitasi tempat anak-anak beraktifitas, kurangnya edukasi tentang kebersihan menstruasi baik dari sekolah maupun keluarga, stigma social yang membuat anak perempuan enggan membicarakan menstruasi menjadikan pengabdian kepada masyarakat ini sangat penting dilakukan. Tujuan : Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa dan siswi terkait aspek kebersihan menstruasi dalam pendekatan kesehatan lingkungan sehingga seluruh hak-hak pekerja migran Indonesia diakui dan dilindungi. Hal ini sejalan dengan undang-undang No. 18/2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.Metode : Pengabdian Masyarakat ini dilakukan di Sanggar belajar PCIM Malaysia kepada 39 siswa dan siswi anak imigran dari Indonesia. Penyuluhan dilakukan dengan cara memberikan angket yang harus dikerjakan sebelum dan setelah intervensi.Hasil : Mayoritas peserta berusia 10-14 tahun (100%). Sebelum penyuluhan, terdapat 90% memiliki kategori pengetahuan rendah dan 10% memiliki pengetahuan sedang. Setelah penyuluhan, Tingkat pengetahuan tinggi menjadi 5%, pengetahuan sedang 92% dan pengetahuan rendah menjadi 2%.Kesimpulan : Penyuluhan kesehatan lingkungan dalam dalam meningkatkan pengetahuan siswa dan siswi terkait manajemen kebersihan menstruasi yang baik. Edukasi serupa perlu diterapkan secara lebih luas untuk mendukung derajat Kesehatan khususnya dalam bidang kesehatan reproduksi dan kesehatan lingkungan
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025