Film merupakan salah satu alat komunikasi massa yang berfungsi menyampaikan pesan kepada khalayak. Penelitian ini menganalisis resepsi audiens terhadap kontroversi film Laura yang diangkat dari kisah nyata influencer Laura Anna. Film ini menggambarkan perjuangan Laura melawan ketidakadilan setelah mengalami kecelakaan tragis. Gaya hidup Laura sebelum kecelakaan, termasuk kehidupan malam dan hubungan intim dengan pacarnya, memicu beragam reaksi publik. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dan teori resepsi Stuart Hall untuk mengkaji bagaimana penonton menafsirkan pesan film melalui tiga posisi: hegemonik dominan, negosiasi, dan oposisi. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan lima informan yang telah menonton film. Hasil penelitian menunjukkan bahwa satu informan berada pada posisi hegemonik dominan dan menganggap Laura sebagai sosok inspiratif. Tiga informan berada pada posisi negosiasi, mengakui pesan utama film tetap tersampaikan meski disertai kontroversi. Satu informan berada pada posisi oposisi, menilai film ini hanya mengeksploitasi tragedi tanpa memberikan solusi jelas. Temuan ini menegaskan bahwa penafsiran pesan media sangat bergantung pada latar belakang dan perspektif audiens.
Copyrights © 2025