Pembangunan serta penataan infrastruktur di lingkungan instansi pemerintah, seperti Badan Geologi, memiliki peran strategis namun kerap menemui hambatan dalam pencapaian sasaran terkait waktu, anggaran, dan mutu pekerjaan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan guna menilai kinerja pelaksanaan proyek dengan memanfaatkan pendekatan Earned Value Management (EVM), yang bertujuan mendeteksi penyimpangan dan menyusun rekomendasi perbaikan dalam pengelolaan proyek. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode studi kasus, di mana data sekunder berupa Rencana Anggaran Biaya (RAB), jadwal pelaksanaan (Kurva-S), serta laporan kemajuan dan keuangan hingga minggu ke-20 dianalisis melalui indikator EVM, seperti Planned Value (PV), Earned Value (EV), Actual Cost (AC), Schedule Variance (SV), Cost Variance (CV), Schedule Performance Index (SPI), Cost Performance Index (CPI), dan Estimate at Completion (EAC). Berdasarkan hasil analisis, proyek diketahui mengalami keterlambatan sebesar 1,46% dan kelebihan biaya sebesar 0,20% pada minggu ke-20. Penyimpangan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kondisi cuaca, keterlambatan pada tahap awal pekerjaan, kesalahan dalam estimasi volume, keterlambatan pengadaan material, serta perubahan lingkup pekerjaan (Contract Change Order/CCO). Untuk mengatasi hal ini, pihak kontraktor melakukan langkah mitigasi melalui peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kerja, penyesuaian kompetensi teknis, serta penguatan koordinasi dan komunikasi di lapangan. Dari hasil evaluasi, metode EVM terbukti mampu menyajikan gambaran kinerja proyek secara objektif dan tepat waktu. Dengan demikian, pemantauan proyek secara berkelanjutan dan konsisten terhadap rencana awal sangat penting untuk menekan risiko keterlambatan dan pemborosan biaya hingga proyek tuntas.
Copyrights © 2025