Ercis merupakan legum penting selain kedelai, kacang tanah, dan buncis. Permintaan ercis terus meningkat karena perannya sebagai sumber bahan pangan manusia sekaligus pakan ternak. Namun, permintaan tersebut kurang terpenuhi karena rendahnya produksi ercis di Indonesia. Peningkatan produksi ercis dapat diwujudkan dengan meningkatkan produktivitas melalui program pemuliaan tanaman. Keragaman karakter yang dikendalikan faktor genetik mempengaruhi keberhasilan usaha pemuliaan. Indikator tersebut dapat diketahui melalui pendugaan nilai heritabilitas. Heritabilitas digunakan untuk mengetahui apakah karakter pada keturunan suatu tanaman dipengaruhi oleh faktor genetik atau lingkungan, serta besar kecilnya kontribusi gen tetua terhadap keturunan. Heritabilitas tidak selalu bernilai konstan. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah metode perhitungan yang digunakan. Penelitian ini membahas pendugaan heritabilitas arti sempit menggunakan metode parent-offspring regression dan standard units sebagai estimator heritabilitas pada populasi ercis lokal berdasarkan karakteristik fisik biji untuk membuktikan bahwa perbedaan metode perhitungan menyebabkan adanya variasi pada nilai duga heritabilitas. Penelitian ini menggunakan Rancangan Augmented Design II dengan perlakuan 80 aksesi ercis yang ditanam dalam empat blok. Analisis data diawali dengan menghitung nilai rata-rata setiap variabel dalam populasi yang dilanjutkan dengan pendugaan heritabilitas menggunakan dua metode berbeda. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa heritabilitas arti sempit setiap karakter dalam populasi uji memiliki nilai yang beragam untuk setiap metode perhitungan yang digunakan. Nilai heritabilitas pada metode parent-offspring regression didominasi kriteria sedang dengan kisaran nilai 8,09-43,09% dan rata-rata 33,21%, sedangkan metode standard units didominasi kriteria sedang dengan rentang nilai 11,53-61,56% dan rata-rata 40,15%.
Copyrights © 2025