Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat keterampilan proses sains mahasiswa pada mata kuliah Bedah KIT IPA. Keterampilan proses sains merupakan hal yang penting dalam pembelajaran sains karena dapat meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain studi kasus. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Bedah KIT IPA di Program Studi Pendidikan IPA Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, dan sebanyak 54 mahasiswa dipilih sebagai sampel melalui teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner skala Likert 1–5 dan lembar observasi. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif untuk menghitung rata-rata dan persentase setiap indikator keterampilan proses sains. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan proses sains mahasiswa pada indikator mengkomunikasikan (75%), mengajukan pertanyaan (72%), mengamati (68%), menafsirkan (60%), dan meramalkan (64%) berada pada kategori tinggi. Adapun indikator mengklasifikasi (46%), merencanakan percobaan (49,20%), menggunakan alat/bahan (48,40%), dan menerapkan konsep (54%) berada pada kategori sedang. Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa telah memiliki keterampilan proses sains yang baik, terutama pada kemampuan mengkomunikasikan dan mengajukan pertanyaan, namun masih diperlukan penguatan pada kemampuan mengklasifikasi, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan, dan menerapkan konsep. Penerapan model pembelajaran inquiry dan project-based learning direkomendasikan sebagai strategi untuk meningkatkan keterampilan proses sains mahasiswa secara lebih optimal.
Copyrights © 2025