Artikel ini mengkaji komodifikasi tubuh perempuan dalam seni pertunjukan Tari Ronggeng Ketuk di Indramayu, yang meskipun menjadi warisan budaya penting, kerap memosisikan tubuh penari sebagai objek ekonomi dan hiburan. Penelitian ini mengisi celah kajian yang jarang membahas eksploitasi gender dalam konteks seni tradisional Jawa Barat. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi, data diperoleh melalui observasi pertunjukan dan wawancara dengan pelaku seni serta penonton. Hasil menunjukkan adanya tekanan pasar dan ekspektasi penonton yang memperkuat marginalisasi serta stereotip negatif terhadap penari perempuan. Studi ini berkontribusi pada wacana pelestarian budaya yang menempatkan martabat perempuan sebagai prioritas, sekaligus mendorong kesadaran kritis publik untuk mengapresiasi seni tanpa mereduksi nilai kemanusiaan.
Copyrights © 2025