Journal of Public Health Concerns
Vol. 5 No. 4 (2025): JOURNAL of Public Health Concerns

Pengaruh diaphragmatic breathing exercises terhadap saturasi oksigen (SpO2) pada pasien tuberculosis

Sutrisno, Sutrisno (Unknown)
Herawati, Vitri Dyah (Unknown)



Article Info

Publish Date
22 Jun 2025

Abstract

Background: Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by the bacteria Mycobacterium Tuberculosis. The infection that occurs can cause symptoms of shortness of breath due to the part of the lung that is attacked by the disease collapsing. Symptoms of shortness of breath that occur can occur due to decreased oxygen saturation in the blood. One intervention to reduce shortness of breath and increase oxygen saturation in TB patients is diaphragmatic breathing exercises. This action is related to the diaphragm muscle which is the partition between the chest and stomach which experiences expansion or tension when air enters the lungs.. This exercise can increase the strength of the diaphragm muscle which is the main muscle of respiration. Purpose: To determine the effect of diaphragmatic breathing exercises on oxygen saturation in TB patients. Method: Pre-experimental quantitative research with one group pretest and posttest design. The population in this study were outpatients at the Ngawi Health Center. With the quota sampling technique, 26 TB patients were selected as respondents. The intervention was carried out in the form of diaphragmatic breathing exercises. The accumulation of data was tested for normality with the Shapiro-Wilk test and analyzed with the Wilcoxon-rank test which looked at the effect of diaphragmatic breathing exercises on oxygen saturation (SpO2). Results: The average age of respondents was 43.6 years with an age range of 19-65 years and most of the respondents were in the age range of 19-44 years, namely 12 (46.2%). The majority of respondents were male, namely 16 people (61.5%) and most respondents had an elementary school education level, namely 9 people (34.6%). Based on the Wilcoxon rank test on the pre-test data against the post-test, the oxygen saturation value (SpO2) was 2.66, IK95% = 91.04-93.45 and pValue = 0.001. Conclusion: Based on the research conducted, it shows that with regular diaphragmatic breathing exercises will help TB sufferers have better respiratory muscles so that indirectly it can improve lung performance. Better lung performance will reduce complaints of shortness of breath which is indicated by one of them by increasing oxygen saturation. Keywords: Diaphragmatic breathing exercises; Oxygen saturation; Tuberculosis Pendahuluan: Tuberculosis (TBC) merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Infeksi yang terjadi dapat mengakibatkan gejala sesak akibat bagian paru yang terserang penyakit mengalami kolaps. Gejala sesak napas yang terjadi bisa terjadi karena penurunan saturasi oksigen pada darah. Salah satu intervensi untuk mengurangi sesak napas dan meningkatkan saturasi oksigen pasien TBC adalah dengan diaphragmatic breathing exercises. Tindakan ini berkaitan dengan otot diafragma yang menjadi sekat pemisah antara dada dan perut yang mengalami  pengembangan atau penegangan saat udara masuk ke paru-paru. Latihan ini dapat meningkatkan kekuatan otot diafragma yang merupakan otot utama pernapasan. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh latihan pernafasan diafragma (diaphragmatic breathing exercises) terhadap saturasi oksigen pada penderita TBC. Metode: Penelitian kuantitatif pre-eksperimental dengan one group pretest and posttest design. Populasi pada penelitian ini adalah pasien rawat jalan di Puskesmas Ngawi. Dengan teknik quota sampling mendapatkan 26 orang penderita TBC untuk menjadi responden. Intervensi dilakukan berupa latihan pernapasan diafragma (diaphragmatic breathing exercises). Akumulasi data di uji normalitas dengan uji Saphiro-wilk dan di analisa dengan uji Wilcoxon-rank yang melihat pengaruh latihan pernapasan diafragma (diaphragmatic breathing exercises) terhadap saturasi oksigen (SpO2). Hasil: Mendapatkan rata-rata usia responden adalah 43.6 tahun dengan rentang usia 19 – 65 tahun dan sebagian besar usia responden berada di rentang usia19-44 tahun yaitu sebanyak 12 (46.2%). Mayoritas jenis kelamin responden adalah laki-laki yaitu sebanyak 16 orang (61.5%) dan sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 9 orang (34.6%). Berdasarkan uji Wilcoxon rank pada data pre-test terhadap post-test mendapatkan nilai saturasi oksigen (SpO2) sebesar 2.66, IK95%=91.04-93.45 dan pValue=0.001. Simpulan: Berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa dengan latihan pernapasan diafragma secara rutin akan membantu penderita TBC memiliki otot pernapasan yang lebih baik sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kinerja paru-paru. Kinerja paru-paru yang lebih baik akan mengurangi keluhan sesak napas yang ditunjukan salah satunya dengan peningkatan saturasi oksigen.

Copyrights © 2025






Journal Info

Abbrev

phc

Publisher

Subject

Nursing Public Health

Description

Jurnal pengabdian kepada masyarakat dibidang kesehatan meliputi kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif pada semua tingkat usia baik secara individu, kelompok maupun lembaga pendidikan sekolah. Kegiatannya yang diawali dengan survei lapangan dan temuan masalah kesehatan yang dialami ...