Perkembangan teknologi layanan mandiri yang pesat mendorong institusi keuangan menyediakan sarana transaksi yang praktis, salah satunya melalui Vending Machine (VM). Octo Vending, sebagai VM milik sebuah bank swasta, telah tersebar di berbagai lokasi dengan pengelolaan oleh beberapa operator yang memiliki tampilan antarmuka berbeda. Hal ini menyebabkan inkonsistensi pengalaman pengguna sehingga proses transaksi menjadi tidak efisien. Selain itu, Octo Vending menghadapi tantangan dalam mengintegrasikan penjualan produk fisik dan digital secara mudah dan terakses. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi strategi integrasi desain antar muka guna meningkatkan konsistensi dan kualitas pengalaman pengguna. Pendekatan design thinking dengan tahapan empathize, define, ideate, prototype, dan test digunakan dalam perancangan solusi. Evaluasi dilakukan menggunakan User Experience Questionnaire (UEQ). Hasil dari penelitian ini adalah berdasarkan evaluasi UEQ, terhadap Octo Vending desain lama dan desain baru didapatkan hasil bahwa pada Octo Vending desain lama hasil pengujian menunjukkan keseluruhan aspek masuk pada kategori “bad”, dengan detail aspek attractiveness -0,80, perspicuity -1,70, efficiency -1,27, dependability -0,62, stimulation -0,86, dan novelty -0,82. Sedangkan pada purwa rupa Octo Vending desain baru, hasil pengujian secara keseluruhan aspek masuk pada kategori “Excellent”, dengan detail aspek attractiveness 2,63, perspicuity 2,70, efficiency 2,80, dependability 2,76, stimulation 2,61, dan novelty 2,74. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa rancangan baru berhasil meningkatkan pengalaman pengguna dengan baik.
Copyrights © 2025