Kondisi gawat darurat juga akan menimbulkan suatu kecemasan yang dialami keluarga pasien yang berada di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD). Penatalaksanaan cemas dapat dilakukan dengan cara terapi farmakologis dan non farmakaologis. Genggam jari merupakan teknik pengolahan diri yang didasarkan pada cara kerja system saraf simpatis. Kompres dingin untuk cemas temperatur yang sangat dingin pada seluruh tubuh dapat menimbulkan respons hormonal fisiologis, termasuk pelepasan adrenalin, nonadrenalin, dan endorfin. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan Teknik relaksasi genggam jari dan terapi kompres dingin terhadap tingkat kecemasan pasien yang akan dilakukan pemasangan infus. Metode penelitian menggunakan Quasy Experiment dengan rancangan two group pretest and posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang masuk di IGD RSUD Limpung di sebanyak 30 pasien dengan menggunakan teknik sampling yaitu purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah HARS. Hasil penelitian menunjukkan kelompok genggam jari tingkat kecemasan ringan 8 pasien, tingkat kecemasan sedang 7 pasien. Kelompok kompres dingin kecemasan ringan 13 pasien dan kecemasan sedang 2 pasien. uji statistik Mann Whitney dengan uji ini pada dua variabel yaitu tehnik genggam jari dengan tingkat kecemasan pada pasien yang akan di pasang infus dengan nilai p= 0,000. Disimpulkan terdapat perbedaan tehnik relaksasi genggam jari terhadap kecemasan tindakan pemasangan infus di IGD RSUD Limpung.
Copyrights © 2025