Perkembangan teknologi di era industri 4.0 tidak hanya menghadirkan kemudahan bagi manusia, tetapi juga berdampak pada munculnya gangguan kesehatan mental. Karena itu, penerapan ilmu psikologi yang inovatif dibutuhkan untuk meminimalkan dampak buruk penggunaan teknologi terhadap kondisi kesehatan mental. Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Elizabeth Kristi Poerwandari mengatakan, era industri 4.0 ditandai, antara lain, dengan otomasi, kecerdasan buatan, dan realitas virtual. Era ini turut memengaruhi psikologi manusia, lalu berpengaruh ke kehidupan pribadi dan sosial Masyarakat. ”Permasalahan kesehatan mental itu terkait dengan bagaimana manusia bereksistensi dengan alam teknologi,” kata Kristi saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, secara daring, di Universitas Indonesia, Sabtu (16/10/2021). Sejumlah persoalan kesehatan mental yang muncul, seperti stres, depresi, dan cemas. Ada juga yang terobsesi menjadi sempurna di media sosial. Hal itu dipicu, antara lain, individu mengalami pembandingan sosial. Di sisi lain, teknologi memampukan individu menciptakan realitas baru di dunia maya. Pemanfaatan teknologi yang semakin masif saat pandemi Covid-19 juga meminimalkan interaksi tatap muka. Hal itu menurunkan kemampuan individu untuk berempati. Menurut Kristi, dalam komunikasi virtual, individu sulit menangkap ekspresi wajah dan bahasa tubuh orang lain. Hal itu memicu kesalahpahaman dan perundungan menjadi lebih mudah terjadi. Kata kunci: Kesehatan; Mental; Teknologi
Copyrights © 2025