Kabupaten Banyuwangi telah mengidentifikasi Desa Wisata sebagai pilar utama pembangunan ekonomi, di mana konektivitas digital berbasis teknologi Fiber Optic (FO) menjadi prasyarat esensial untuk mendukung layanan pariwisata cerdas (smart tourism). Penelitian ini bertujuan mengevaluasi secara kualitatif kesiapan infrastruktur fisik dan sumber daya manusia (SDM) lokal dalam mengadopsi dan memanfaatkan FO di empat desa wisata (Desa Wisata Adat Osing Kemiren Kecamatan Glagah, Desa Wisata Gintangan Kecamatan Blimbingsari, Desa Wisata Tamansari Kecamatan Licin, Desa Wisata Bangsring Kecamatan Wongsorejo) dengan karakteristik geografis dan sosial-ekonomi yang berbeda. Menggunakan desain Studi Kasus Multi-Lokasi, data dikumpulkan melalui in-depth interview dengan 40 partisipan (pengelola desa, pelaku UMKM pariwisata, penyedia jasa internet/ISP, dan Dinas Komunikasi & Informatika). Hasil penelitian mengidentifikasi adanya disparitas kesiapan yang signifikan: Desa Wisata Adat Osing Kemiren Kecamatan Glagah dan Desa Wisata Gintangan Kecamatan Blimbingsari (dekat kota) menunjukkan kesiapan infrastruktur tinggi namun kualitas SDM pasif (passive users), sementara Desa Wisata Tamansari Kecamatan Licin dan Desa Wisata Bangsring Kecamatan Wongsorejo (terpencil) menunjukkan keterbatasan infrastruktur tetapi memiliki SDM proaktif (proactive adopters) yang memiliki inisiatif tinggi. Hambatan utama adalah defisit kepercayaan terhadap kualitas layanan pascapenjualan ISP dan kesenjangan literasi digital fungsional yang membatasi pemanfaatan FO hanya untuk media sosial, bukan untuk inovasi bisnis pariwisata. Penelitian ini menyimpulkan bahwa intervensi perlu fokus pada peningkatan pelatihan digital literacy berbasis bisnis dan standarisasi layanan teknis purnajual di tingkat lokal.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025