Tulisan ini menyoroti adanya potensi praktis politik identitas Islam yang tampil melalui aksi kontroversi oleh pemimpin organisasi Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab dan aksi-aksi perlawanan terhadap pemerintahan berbasiskan agama di era pandemi. Kontroversi kepulangan Habib Riziq Shihab yang dikaji melalui ilmu politik. Sebab itu, tulisan ini berusaha untuk mengkaji beberapa hal, yaitu: (1) Melacak berbagai potensi bentuk politik identitas yang didasarkan pada kontroversi; (2) potensi lunturnya multikultral di NKRI. (3). Solusi dalam mencegah politik Identitas melalui Pancasila. Metode yang digunakan studi pustaka untuk menganalisa agar memperoleh hasil secara ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan. Hasil penelitian menemukan potensi simbol kontroversi politik dari Habib Rizieq Shihab dengan politik agama melalui fanatisme dan kasus kerumunan, yang secara kasat mata mengaburkan penghargaan terhadap realitas keberagaman sekaligus mereduksi peran penting Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia. Kasus kepulangan Habib Rizieq Shihab, sikap fanatisme dan pertentangan yang lain ini tak jarang berujung pada pengerahan massa untuk mengekspresikan identitas yang ingin dianggap berbeda dari mayoritas itulah salah satu bentuk potensi dari politik identitas islam. Situasi dan potensi yang seperti itu dapat mencabik pluralitas keagamaan yang dipupuk bangsa ini sejak lama dan bhinneka tunggal ika merupakan solusinya. Simpulan dari situasi sosial yang seperti kepulangan Habib Riziieq Shihab dapat mencabik pluralitas keagamaan yang dipupuk bangsa ini sejak lama. (1) Adanya berbagai potensi bentuk politik identitas (2) potensi lunturnya multikultral di NKRI. (3). Politik Identitas dapat dicegah melalui Nilai-nilai Pancasila.Kata Kunci : Pancasila, Politik Identtas, Potensi
Copyrights © 2022