Akhlak merupakan pilar fundamental dalam ajaran Islam dan memainkan peran sentral dalam membentuk kepribadian serta arah kehidupan manusia. Penyempurnaan akhlak menjadi inti risalah kenabian Rasulullah saw., yang bertujuan membimbing umat menuju kebenaran dan kemuliaan hidup. Kendati konsep pendidikan akhlak dalam Islam bersifat ideal, implementasinya di era modern menghadapi tantangan serius, tercermin dari meningkatnya krisis moral di kalangan generasi muda yang diakibatkan oleh lemahnya penguatan nilai-nilai akhlak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konstruksi narasi visual terkait akhlak muslimah dalam film Merindu Cahaya de Amstel karya Hadrah Daeng Ratu. Metode yang digunakan adalah analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis) model Norman Fairclough yang terdiri dari tiga dimensi: analisis teks, praktik diskursif, dan konteks sosial budaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa film ini aktif membentuk wacana tentang akhlak muslimah ideal melalui narasi visual dan simbol-simbol budaya. Representasi akhlak dalam film dipengaruhi oleh nilai-nilai keagamaan dan struktur sosial masyarakat, mencakup tema tanggung jawab, identitas, spiritualitas, dan peran perempuan muslim dalam masyarakat kontemporer. Akhlak sosial digambarkan melalui empati, kepedulian, serta simbolisasi hijab sebagai bentuk ketaatan terhadap ajaran Islam sekaligus resistensi terhadap arus budaya yang bertentangan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025